Bagikan:

JAKARTA - Jelang debat kelima Pilpres 2024, Minggu 4 Februari, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengklaim telah sukses menyelenggarakan empat debat sebelumnya. Hal ini terlihat dari antusiasme masyarakat mengangkat isu-isu dalam debat ke perbincangan sehari-hari.

"Setelah debat, isu-isu yang diangkat menjadi tema akan digali lebih dalam dalam dialog oleh berbagai kelompok masyarakat atau stasiun televisi, memberikan pemahaman yang lebih mendalam," ungkap komisioner KPU, August Mellaz Minggu, 28 Januari.

August Mellaz mengakui adanya pendapat masyarakat mengenai keterbatasan waktu dalam debat yang membuat peserta sulit untuk memberikan elaborasi mendalam terkait tema debat, visi-misi, dan program kerja.

Dengan sesi debat yang hanya berlangsung selama 120 menit, Mellaz mengatakan para kandidat seringkali memberikan penjelasan ulang terkait jawaban mereka.

Meski demikian, ia menyebut tidak mungkin melakukan perubahan format di debat pamungkas ini. "Perubahan format tidak mungkin karena ini debat terakhir. KPU telah melaksanakan debat sebanyak empat kali dan mendapat apresiasi dari berbagai pihak," ungkap Mellaz.

Mellaz menyampaikan antusiasme masyarakat terhadap debat pilpres sangat tinggi, seperti yang terlihat dari analisis media monitoring KPU. Mellaz menekankan debat pilpres menjadi salah satu metode kampanye yang diberikan KPU kepada calon peserta. "Ini telah berhasil menciptakan antusiasme luar biasa dari berbagai kalangan masyarakat," katanya.

Mellaz menekankan debat juga termasuk kegiatan kampanye yang disediakan KPU mulai 21 Januari hingga 10 Februari. "Metode kampanye bervariasi, termasuk kampanye yang dapat diakses melalui barcode visi misi partai politik, pasangan calon, bahkan caleg khusus di setiap daerah pemilihan. Ini tidak hanya berlaku secara nasional," ungkapnya.

Debat kelima Pilpres 2024, yang akan berlangsung pada 4 Februari, akan diikuti oleh tiga calon presiden, yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.

Tema yang akan dibahas mencakup kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, SDM, dan inklusi.