Bagikan:

MANGGARAI - Uskup Ruteng Mgr Siprianus Hormat memaparkan potensi pertanian dan pariwisata di Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kepada Calon Presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo.

"Manggarai (Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat) dan NTT tempat kita berkumpul saat ini, memiliki potensi luar biasa dalam bidang pertanian dan pariwisata," katanya saat memberikan sambutan dalam silaturahmi Ganjar Pranowo dengan Uskup Ruteng dan para tokoh agama Manggarai, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Antara, Jumat, 26 Januari.

Uskup Ruteng berharap kedua sektor tersebut mendapatkan perhatian khusus untuk dikembangkan demi kesejahteraan masyarakat.

"Bapak Ganjar yang terkasih, kami berharap para pemimpin bangsa ini dapat memberikan perhatian khusus pada pengembangan sektor-sektor ini, pertanian yang berkelanjutan tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan petani lokal, tapi juga mendukung ketahanan pangan nasional," jelasnya.

Uskup Ruteng menjelaskan, sektor pariwisata yang dikembangkan dengan bijak dapat menjadi sumber kehidupan baru bagi masyarakat di Manggarai.

Lebih lanjut Uskup Ruteng juga menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat, lebih khusus lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di daerah itu.

"Penyerapan tenaga kerja dari lulusan SMK dapat menjadi solusi strategis untuk mengatasi pengangguran dan menciptakan keberlanjutan ekonomi dan menciptakan generasi yang siap bersaing di pasar global," katanya.

Capres Ganjar Pranowo dalam sambutannya menjelaskan menjadi pemimpin harus mengikuti keinginan rakyat dan Tuhan.

Menurut Ganjar, pihaknya mendorong sektor pertanian untuk lebih dikembangkan.

Selain itu, dalam konteks Provinsi NTT menurut Ganjar Pranowo persoalan stunting menjadi perhatian serius.

"Ketika stunting masih tinggi maka mari kita pikirkan akses kesehatan bagi generasi bangsa, itu yang kami pikirkan," katanya.

Ganjar Pranowo juga menegaskan ia bersama Cawapres nomor urut tiga, Mahfud MD sengaja memilih daerah-daerah terpencil untuk berkampanye. Hal itu dilakukan agar secara langsung melihat kondisi objektif rakyat.

"Kenapa saya pilih pada sudut-sudut Indonesia yang secara elektoral suaranya kecil, kami tidak sedang bicara soal elektoral yang suara kecil, tapi kami sedang melihat, menyaksikan, getaran pikiran yang ada di masyarakat, rasa hati dan suasana kebatinan yang berada di ujung-ujung Indonesia yang barangkali kita tidak pernah tahu, tidak pernah menyentuh atau barangkali malas untuk menyentuh," katanya.

Menurut Ganjar,  daerah terpencil di Indonesia harus menjadi prioritas untuk mewujudkan keadilan.

"Menuju tempat ini butuh perjuangan, tidak adil rasanya ketika remote area (daerah terpencil) tidak mendapatkan prioritas, maaf saya tidak bisa bayangkan ada ibu hamil di sini tidak ada faskes dan kemudian dia harus berobat, berapa biayanya, bagaimana cara, bagaimana nasib si jabang bayi, jangan-jangan kita tidak tahu si bayi yang di sini kelak jadi presiden kita tidak tahu," katanya.

"Itulah kemudian kita lihat di ujung-ujung Indonesia kurang faskes (fasilitas kesehatan), kurang lapangan pekerjaan, harga jadi mahal karena  transportasi tidak bagus, pendidikan tidak bisa diakses dengan mudah, betapa hebatnya orang-orang NTT, pintarnya luar biasa tapi kondisi kesederhanaan, maaf kalau saya ambil bahasa ekstrem kondisi kemiskinannya membutuhkan pertolongan," tambahnya.