Bagikan:

BLITAR - Istri capres nomor urut tiga, Siti Atikoh mengatakan meningkatnya stunting dan angka kematian ibu melahirkan disebabkan karena pernikahan dini atau sebelum waktunya. Sehingga, ia minta anak muda tak melakukannya sebelum berusia 21 tahun lebih.

Hal itu disampaikan Atikoh dalam dialognya bersama milenial, perempuan dan relawan di Kompleks Makam Bung Karno, Blitar, Jawa Timur, Jumat, 26 Januari. Kegiatan itu dilaksanakan sebelum dirinya bersama rombongan berziarah.

“Saya ikut nitip ke adik-adik semua untuk bisa mempengaruhi teman-temannya tidak nikah muda,” kata Atikoh dalam sambutannya.

“Karena ini salah satu juga penyumbang, yang pertama penyumbang angka stunting. Kedua penyumbang angka kematian ibu melahirkan,” sambungnya.

Atikoh menjelaskan anatomi perempuan, khususnya di bagian pinggul biasanya belum siap ukurannya untuk melahirkan jika berusia kurang dari 21 tahun.

“Ada ukuran tertentu agar itu bisa untuk melahirkan, agar keselamatannya terjamin,” tegas istri capres nomor urut tiga tersebut.

“Kemudian kedua, dari sisi psikologis ketika menikah usia di bawah 18, 19, 20 tahun kalau secara biologis, secara kedokteran itu 21 tahun ya (baru siap, red), (kalau usia di bawah, red) itu mungkin secara psikologis belum terlalu siap kecuali kalau memang ada pendampingan luar biasa dari keluarga,” jelas Atikoh.

Meskipun ada pendampingan, Atikoh bilang perempuan memang sebaiknya tidak buru-buru.

“Usia tersebut sebetulnya adalah usia anak-anak untuk bisa meraih cita-citanya setinggi mungkin,” pungkasnya.