JATIM - Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Yudi Cahyono mengatakan Gunung Semeru erupsi setiap hari selama beberapa hari terakhir.
Yudi bilang, informasi tersebut diperolehnya berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung api Semeru di Gunung Sawur.
"Memang benar hampir setiap hari terjadi erupsi, namun skalanya kecil dan tidak berdampak pada warga yang berada di lereng Gunung Semeru," katanya saat dihubungi di Lumajang, Jawa Timur, Kamis 25 Januari, disitat Antara.
Berdasarkan data informasi letusan gunung api di laman Kementerian ESDM tercatat Gunung Semeru mengalami erupsi setiap hari sejak Senin 22 Januari pada pukul 15.40 WIB.
Namun, visual letusan tidak teramati dan erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 101 detik.
Pada Selasa 23 Januari, terjadi erupsi sebanyak dua kali pada pukul 15.48 WIB dengan visual letusan tidak teramati dan erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 128 detik.
Erupsi kedua terjadi pada pukul 18.53 WIB dengan ketinggian abu vulkanik teramati sekitar 800 meter di atas puncak dan erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 123 detik.
Pada Rabu 24 Januari, terjadi erupsi sebanyak tiga kali yakni pada pukul pukul 07.25 WIB dengan ketinggian abu vulkanik teramati sekitar 700 meter di atas puncak, erupsi kedua terjadi pada pukul 08.55 WIB dan erupsi ketiga terjadi pada pukul 19.14 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 700 meter di atas puncak Jonggring Saloko.
Kemudian pada Kamis terjadi dua kali erupsi pada pukul 05.06 WIB dengan ketinggian abu vulkanik teramati sekitar 900 meter di atas puncak dan pukul 16.14 WIB dengan tinggi kolom abu vulkanik teramati sekitar 800 meter di atas puncak.
"Kami sudah melakukan pemantauan dan hasilnya tidak ada dampak akibat erupsi yang terjadi selama beberapa hari terakhir ini," katanya.
BACA JUGA:
Jumlah erupsi Gunung Semeru yang pernah tercatat sejak 1 Januari hingga 25 Januari pukul 19.00 WIB sebanyak 14 kali seiring dengan status gunung tertinggi di Pulau Jawa itu siaga atau level III.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak atau pusat erupsi.
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Warga juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.