ALOR - Kabar gembira datang dari Pulau Alor, pulau perbatasan Indonesia dengan Timor Leste. Komunitas masyarakat adat yang terdiri dari 38 suku membuat gerakan menenun untuk Ganjar Mahfud 2024.
"Saya blusukan ke kampung kampung adat untuk sosialisasi ke masyarakat bahwa harapan terbaik untuk orang orang adat dan budaya adalah Pak Ganjar dan Pak Mahfud, belio yang memperjuangkan undang undang masyarakat adat" jelas Najamudin Lobang, Koordinator Komunitas Pecinta Ganjar Mahfud wilayah Pulau Alor.
Pasca dimulainya kampanye akbar para peserta Pemilu 2024 di tanggal 21 Januari lalu, Capres dan Cawapres langsung Gaspol Geber kegiatan sosialisasi visi misi di tengah masyarakat, tidak terkecuali di pulau pulau perbatasan Indonesia, termasuk Pulau Alor yang terkenal dengan Tenunnya.
"Warna kain sering disesuaikan dengan warna benang yang dipakai, namun untuk pewarna alam yang sering digunakan biasanya warna merah dari akar Mangkudu dicampur Kulit Tongke, biru biasanya dari Daun Nila, kuning dari akar Kayu kuning, hijau dari daun Ketapang, warna Krem dari Daun Jarak, dan merah muda dari Kayu Hidup, saya berdoa dengan kain ini agar Pak Ganjar dan Pak Mahfud jadi Presiden," kata Mariyati Usman, Penenun dari Pulau Alor.
GEBER GANJAR Gerakan Bersama Ganjar memang sangat masif di jalankan Kopi Gama Indonesia sampai di luar Pulau Jawa. Menariknya, masyarakat di luar Pulau ternyata menunggu dimulainya secara serentak GEBER GANJAR dengan kegiatan kegiatan kreatif.
BACA JUGA:
"Saya kaget bukan main, masyarakat adat Pulau Alor yang saya temui datang ke rumah kasih hadiah tenun Ganjar Mahfud Presiden Indonesia 2024, kata mereka tolong berikan ke Pak Ganjar dan Pak Mahfud. Saya bilang siapppp," tambah Najamudin Lobang.
Seperti di beritakan sebelumnya, Ketua Umum Kopi Gama ditemui Capres 03 di rumahnya. Ganjar mengapresiasi Gus Paox Iben yang bergerak di wilayah kebudayaan terutama masyarakat adat untuk mendukung Ganjar Mahfud.
"Kain tenun dari masyarakat adat Pulau Alor itu sedang dikirim ke Kendal, nanti saya berikan langsung ke Mas Ganjar, agar menjadi tambahan kekuatan, karena proses pembuatan kain tenun itu penuh dengan ketekunan dan keteguhan serta doa masyarakat adat, selain bahannya organik dan ramah lingkungan" tegas Gus Paox, Ketua Umum Kopi Gama.
"Sebenarnya tenunan itu bisa dilakukan secara sendiri, tetapi mereka lebih mengerjakan tenunan itu secara kelompok, tujuannya untuk merawat generasi dan kebersamaan"
ungkap Sriyati Lau, remaja penenun
Tradisi menenun di Alor ini memang hampir semua perempuan Desa Ternate bisa menenun karena diajarkan sejak dini mulai usia 7 sampai 8 tahun' kata Sumahadi Tupong, perempuan penenun.