JAKARTA - Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat kasus kebakaran di Ibu Kota sepanjang tahun 2023 mencapai 2.286 kejadian.
Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan menyebut, dari ribuan kejadian, kasus-kasus kebakaran sepanjang 2023 menelan kerugian hingga Rp280,5 miliar.
"Taksiran kerugian kejadian kebakaran 1 Januari hingga 31 Desember 2023 pada tahun 2023 mencapai Rp280.507.180.500 dan tahun 2022 mencapai Rp245.113.580.000," kata Satriadi dalam keterangannya, Rabu, 24 Januari.
Satriadi menuturkan, kenaikan nilai kerugian masyarakat atas kejadian kebakaran tahun 2022 ke 2023 sejalan dengan peningkatan jumlah kasus. Pada tahun 2022, jumlah kasus kebakaran sejumlah 1.691 kejadian.
Kemudian, penyebab paling sering terjadi pada kasus kebakaran sepanjang tahun 2023 adalah korsleting listrik dengan persentase 65,82 persen.
Penyebab lainnya adalah kebocoran gas dengan persentase 11,41 persen, pembakaran sampah 5,27 persen, rokok 2,13 persen, dan lilin 0,24 persen. Kemudian, penyebab lainnya sebesar 15,13 persen.
Sementara, objek yang paling sering terbakar sepanjang tahun 2023 adalah bangunan perubahan dengan 637 kejadian, instalasi luar gedung 514 kejadian, bangunan umum dan perdagangan 259 kejadian.
Lalu, objek kendaraan 103 kejadian, sampah 70 kejadian, tumbuhan 39 kejadian, lapak 22 kejadian, bangunan industri 18 kejadian, dan objek lainnya 147 kejadian.
"Kebakaran bukan bencana, sebenarnya. Kebakaran itu risiko karena faktornya banyak yg bisa menyebabkan kebakaran seperti kelalaian masyarakat. Korsleting listrik ini yang paling dominan," urai Satriadi.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Satriadi pun menyebut salah satu penyebab peningkatan jumlah kasus kebakaran pada tahun 2023 yakni fenomena El Nino.
"Untuk saat ini kebakaran meningkat karena musim kemarau yang berkepanjangan. Memang itu musim kemarau yang ekstrim, kan," imbuhnya.