JAKARTA - Persaingan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam survei Pilpres 2024 semakin sengit.
Dalam rilis yang disiarkan Lembaga Survei Indonesia (LSI) keduanya hanya terpaut selisih 0,4 persen saja. Ganjar 10,6 persen sedangkan Anies 10,2 persen.
Sementara pada awal bulan lalu, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Ganjar Pranowo memperoleh survei tertinggi dengan capaian 15,7 persen suara, menyalip Prabowo Subianto di 14,9 persen, disusul Anies Baswedan 11 persen diposisi ketiga.
Pengamat politik Heri Budianto menyebutkan, kemenangan Ganjar pada kontestasi pilpres sangat bergantung pada situasi politik kedepan.
"Tergantung situasi politik karena kan dinamis. Kalau lihat kondisi hari ini survei SMRC, Ganjar, tapi situasi politik ini dinamis tergantung pada situasi politik jelang pilpres," ujar Heri kepada VOI, Selasa, 23 Februari.
Demikian pula jika head to head antara Ganjar dan Anies, Heri menilai persoalan didaerah kepemimpinan masing-masing juga menentukan langkah kontestan dipilpres esok. Terlebih, Anies sebagai lawan tengah tidak diuntungkan dengan situasi permasalahan banjir Ibu Kota yang tak kunjung selesai.
"Kalau diadu, saya tidak bisa mengatakan (Ganjar menang.red). Jika pemilu hari ini banjir kaya gini, Ganjar bisa aja menang. Karena Anies hari ini tidak bagus, tidak diuntungkan dengan isu banjir. Itu kalau hari ini. Tapi kalau 2024? Ya masih sulit kita tebak," jelasnya.
BACA JUGA:
Disisi lain menyoal Pilkada DKI, apakah Anies juga akan kalah dan tidak terpilih lagi sebagai gubernur?
Heri menilai Pilgub DKI belum tentu akan terlaksana, mengingat keinginan Presiden Jokowi untuk penyelenggaraan pesta demokrasi Ibu Kota dilakukan di 2024 bersamaan dengan Pemilu Serentak.
"Kan belum tentu pilkadanya 2022, orang presidennya maunya 2024. Kalau presiden enggak mau DPR enggak mau? Ya selesai 2024. Kan enggak mudah harus rubah UU Pemilu," katanya.