GARUT - Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, merilis target untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dalam Pilpres 2024 di Jawa Barat. Dalam pernyataannya saat menghadiri Konsolidasi Kemenangan Partai Golkar di Garut, Jawa Barat, Sabtu, 21 Januari, Airlangga menyebutkan bahwa target kemenangan di Jawa Barat mencapai 60 persen suara.
"Saya ini posisi resminya di TKN (Tim Kampanye Nasional) sebagai Ketua Dewan Pengarah dan tentunya berharap kemenangan Prabowo-Gibran di Jawa Barat targetnya 60 persen," ungkap Airlangga.
Tidak hanya itu, Airlangga juga menyatakan bahwa realisasi kemenangan Prabowo-Gibran di Jawa Barat bisa saja melebihi target yang telah ditetapkan. Untuk wilayah Garut, Airlangga bahkan menetapkan target kemenangan sebesar 65 persen suara.
Dalam upayanya mencapai target tersebut, Airlangga dan TKN telah merancang sejumlah program, termasuk program "Go Gibran" yang akan menjadi fokus kampanye. Program ini mencakup inisiatif seperti makan gratis dan susu gratis.
"Jadi, yang paling penting sekarang tinggal digarap (diajak) masyarakatnya, kemudian jelaskan program Go Gibran, salah satunya makan gratis, susu gratis," kata Airlangga.
BACA JUGA:
Airlangga juga menyoroti rencana pasangan Prabowo-Gibran untuk melanjutkan program-program Presiden Joko Widodo, terutama dalam hal pemberian bantuan sosial. Dia menyebut bahwa pemerintah sudah mengalokasikan anggaran besar sekitar Rp443 triliun untuk bantuan sosial, yang akan menjadi salah satu prioritas pasangan ini jika terpilih.
"Programnya adalah melanjutkan program Pak Jokowi, salah satunya memberikan bantuan sosial. Pemerintah sudah mengeluarkan APBN besar untuk bantuan sosial, sekitar Rp443 triliun," tambahnya.
Airlangga juga menyampaikan harapannya agar kemenangan dapat dicapai secara linier, tidak hanya di tingkat provinsi, kabupaten/kota tetapi juga nasional. Dengan demikian, baik pasangan Prabowo-Gibran maupun Partai Golkar dapat memenuhi target kemenangan yang telah direncanakan sebelumnya. "Linier untuk partai, linier untuk presiden," tutupnya.