Jakarta Kota Termacet ke-30 Dunia, Dishub DKI: Membaik
DOK ANTARA/Fauzan

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan perangkat GPS, Tomtom merilis hasil survei kemacetan sejumlah kota di dunia per tahun 2023. Hasilnya, kini Jakarta berada pada peringkat kota termacet ke-30 di dunia.

Peringkat ini menurun satu angka dari tahun 2022, di mana Jakarta berada pada posisi ke-29 kota termacet sedunia.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta memandang kondisi kinerja lalu lintas di Jakarta mulai membaik. Mengingat, Jakarta pernah berada pada posisi 10 besar kota termacet di dunia pada 2019.

"Ya membaik, kan, dari (peringkat) 29 ke 30," kata Syafrin di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 15 Januari.

Syafrin tak menampik kemacetan di Jakarta masih terjadi. Namun, ia mengklaim pemerintah terus melakukan perbaikan, mulai dari pembangunan LRT dan MRT fase selanjutnya, hingga rekayasa lalu lintas.

"Jakarta terus melakukan perbaikan. Manajemen dan rekayasa lalu lintas dilakukan, termasuk tahun lalu dilakukan penutupan 31 U-turn 31 dan 7 ruas jalan diterapkan SSA (sistem satu arah), dan juga ada operasional 20 traffic light yang sudah menerapkan intelligent transport system," urai Anies.

"Ini tentu perbaikan ada. Kita harapkan ke depan, tahun ini semakin masif lagi melakukan perbaikan kinerja lalu lintas," lanjutnya.

Dilihat dari laman resminya, pemaparan data Tomtom Traffic Index menyebutkan selama tahun 2023, Jakarta berada pada peringkat 30 dari total 387 kota di 55 negara di dunia.

 

Sementara, sebelumnya Jakarta berada pada peringkat ke-29 pada tahun 2022, peringkat ke-46 pada 2021, peringkat ke 31 pada 2020, dan pernah masuk 10 besar kota termacet pada tahun 2019.

Tomton mengungkapkan, rata-rata waktu tempuh untuk perjalanan per 10 kilometer di Jakarta pada tahun 2022 mencapai 23 menit 20 detik. Jarak waktu per 10 kilometer ini meningkat 40 detik dari tahun 2022.

Sepanjang 2022, hari termacet untuk bermobilitas di Jakarta terjadi pada Kamis. 9 Maret 2023. Saat itu, rata-rata waktu tempuh untuk berkendara per 10 kilometer mencapai 30 menit 10 detik.

Rata-rata dalam satu tahun, pengendara di Jakatra telah menghabiskan 225 jam, di mana 117 jam dihabiskan dalam kemacetan.