Stiker Heru Budi Soal Pemilu di Halte Transjakarta Berpolemik, Gerindra: Serba Sulit di Masa Kampanye
Stiker Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang terpasang di sejumlah halte TransJakarta. ANTARA/HO

Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra DKI Jakarta Rani Mauliani menanggapi polemik stiker dan spanduk yang menampilkan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono tersebar di halte Transjakarta.

Dalam stiker tersebut, Heru menarasikan ajakan Pemilu 2024 dengan damai. Munculnya banyak stiker Heru pada masa kampanye saat ini dianggap bermuatan politis.

Rani mengakui bahwa tensi politik saat memasuki masa kampanye seperti sekarang memang cukup tinggi. Sehingga, apapun langkah Pj kepala daerah, terutama Heru yang juga menjabat sebagai Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) ini dianggap punya maksud politik.

“Memang serba sulit ya di masa kampanye saat ini semua jadi serba sensitif, belum lagi tingkat kepo dan baper sangat tinggi,” kata Rani dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu, 14 Januari.

Rani menyebut, Heru bukanlah peserta Pemilu 2024. Menurut dia, posisi Heru saat ini merupakan Pj kepala daerah yang memiliki tugas untuk mengelola pemerintahan di Jakarta.

Sehingga, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta ini meminta masyarakat untuk menilai secara objektif poster Heru budi yang bertebaran di halte Transjakarta tersebut.

“Di sini bila kita lihat pada objeknya apakah beliau salah satu peserta kontestan pemilu atau bagaimana? Hal ini mungkin menjadi sensitif karena kebetulan subjeknya mungkin dicurigai sebagai pendukung salah satu atau karena isu kedekatan beliau dengan siapa, padahal bila fotonya beliau diganti dengan yang lain seperti super hero, kan biasa saja juga melihatnya,” urai Rani.

Namun, Rani juga meminta Heru untuk harus cermat dalam menyosialisasikan penyelenggaraan Pemilu 2024 yanh aman dan damai agar tak menuai prasangka di masyarakat.

“Saran saya mungkin sebaiknya imbauan tersebut lebih arif dan bijaksana lagi dalam packaging (pengemasan) penyampaiannya. Bila mau diganti dengan gambar media yang lebih netral tapi tersisip nama Pj di dalam kata-katanya juga bisa sampai kan pesannya,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Anggota Komisi B DPRD DKI Muhammad Taufik Zoelkifli menduga adanya kampanye dini terkait stiker Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono di halte Transjakarta.

"Kalau banyak menampilkan spanduk dengan foto dan nama diri bisa dianggap sebagai kampanye dini untuk Pilkada Jakarta 2024," kata Taufik.

Politikus PKS ini menuturkan, pemasangan stiker bertuliskan "Pilihan cerdas, Pemilu aman, Indonesia Kuat!" disertai foto Heru memakai seragam putih sambil mengepalkan tangan terpampang di pintu Halte TransJakarta itu tidak sesuai dengan waktunya.

Lantaran, menurut dia, belum jadwal kampanye pemilihan kepala daerah (pilkada) berdasarkan rancangan peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU), yakni dimulai 25 September hingga 23 November 2024.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Joko Agus Setyono menegaskan, pemasangan stiker Heru di halte bus Transjakarta adalah imbauan kepada masyarakat terkait pemilu damai, bukan merupakan kampanye.

"Oh itu mengucapkan selamat pemilu kan? Kita harus memastikan pemilu berjalan damai, tentunya dengan imbauan, masalahnya di mana, bukan mengarah (ke kampanye), tapi pada imbauan pemilihannya," tutur Joko.

Joko menyebut Pemprov DKI Jakarta memberikan imbauan kepada warga agar menjaga keamanan dan suasana sejuk dalam menyambut Pemilu 2024.

"Ya kan kita mengimbau kepada masyarakat, supaya menyambut pemilu kali ini dengan senyum," ujar Joko.