JAKARTA - Pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar berkelakar bersama Bendahara Partai NasDem Ahmad Sahroni mengenai pemasangan baliho "mimpi jadi presiden" oleh Sahroni di sejumlah titik.
Dalam acara Resolusi Indonesia, Awalnya Sahroni mengaku kepada Anies dan Cak Imin dirinya berkeinginan menjadi presiden. Hal ini ditampilkan dalam baliho yang dia pasang.
"Pak, saya memang mimpi jadi presiden. Tapi karena Bapak (Anies-Cak Imin) duluan, saya antre," kata Sahroni di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Jumat, 5 Januari.
Anies membalas pernyataan Sahroni dengan berkelakar sambil menyindir. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini bilang, terdapat cara yang lebih cepat agar bisa mewujudkan keinginan menjadi presiden dan wakil presiden, yakni lewat Mahkamah Konstitusi (MK).
"Cuma begini, kalau dari baliho, rutenya panjang. Kalau mau cepat, (ke) MK," ungkap Anies.
Sontak, gelak tawa hadiri terdengar di dalam Tennis Indoor Senayan. Tak cukup di situ, Cak Imin menambahkan kelakarnya. Ketua Umum PKB tersebut mengungkapkan, cara yang lebih cepat menjadi presiden dan wakil presiden dengan meminta bantuan seorang paman.
"MK pun bisa lama. Kalau mau cepat lagi, lewat paman. Enggak bahaya, ta?" ucap Cak Imin dan kembali disambut gelak tawa.
Kelakar Anies dan Cak Imin bisa dianggap sebagai sindiran atas putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023 soal batas usia calon presiden dan wakil presiden yang membuka ruang bagi Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres di Pemilu 2024.
BACA JUGA:
Adapun Ketua MK Anwar Usman saat putusan tersebut dikeluarkan merupakan paman dari Gibran atau ipar dari Presiden Joko Widodo. Putusan ini menuai polemik dan protes dari sejumlah masyarakat.
Sampai akhirnya MK dilaporkan ke Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) atas putusan tersebut. Anwar Usman pun dinyatakan melanggar kode etik berat dan diberhentikan dari jabatan Ketua MK. Meski demikian, hal ini tak membatalkan pencalonan Gibran yang berpasangan dengan Prabowo Subianto.