JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, mengatakan pemilu presiden (Pilpres) satu putaran menjadi suatu keharusan di tengah ketidakpastian kondisi geopolitik dunia di tahun 2024.
"Kalau kita mau berpikir strategis, memang satu putaran itu bukan pilihan tapi suatu keharusan," ujar Budiman dalam acara Ngobrol Bareng (Ngobar) Biru Ceria-02 'Spirit Perjuangan Pilpres Sekali Putaran’, di Rumah Besar Relawan Prabowo-Gibran, Jakarta, Kamis, 4 Januari.
Pasalnya, lanjut Budiman, di tahun 2024 ini ada sekitar 50 negara yang melaksanakan pemilu. Sehingga menurutnya, potensi ketidakpastian global menjadi sangat tinggi.
"Beberapa dari negara itu bisa jadi biang api. Taiwan akan pemilu Januari, Russia akan pemilu 2024, India akan pemilu April, Amerika Serikat akan pemilu November, Inggris akhir 2024. Saya menghitung ini, karena ada 50 negara yang strategis itu masih juga nggak tahu mau diarahkan politik luar negerinya," ungkap Budiman.
Selain itu, kata Budiman, aspek geopolitik juga menjadi alasan kenapa paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka harus menang dalam satu putaran saja. Menurutnya, Prabowo punya pengalaman yang mumpuni untuk melanjutkan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Bayangkan andai kita dikutuk oleh sejarah harus pemilu dua kali, menyia-nyiakan waktu. Kita kehilangan kesempatan, kita semua digantung, warisan project besar yang diwariskan Pak Jokowi digantung, yang partner kita akan berubah," bebernya.
"Ini penting dan di tengah ketidakpastian ditimbulkan 50 negara pemilu dan diikuti 64 persen GDP dunia akan menentukan pemimpin di 2024, sehingga ketidakpastian sangat tinggi," sambung Budiman.
BACA JUGA:
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai, pilpres satu putaran bisa menghemat anggaran negara hingga Rp27 triliun. Dengan satu putaran, kata dia, anggaran tersebut bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Bahkan bisa membiayai Pilkada Serentak 2024.
"Data yang saya dapatkan, anggaran yang bisa dihemat sebanyak Rp27 trilun. Itu bisa untuk subsidi pendidikan, subsidi pupuk dan lainnya," kata Qodari.
Karena itu, Qodari menilai Pilpres satu putaran akan berdampak positif bagi Bangsa Indonesia. Terlebih, berbagai hasil survei menunjukkan elektabilitas Prabowo-Gibran unggul jauh dari dua pasangan capres lainnya.
"Untuk menuju sekali putaran tinggal geser 5 persen. Menggesernya ketahuan, temen temen sesama pendukung Pak Jokowi. Kedua, kita waspada kalau ada provokasi jangan dilayani," kata Qodari.