Bagikan:

BANDUNG - Cawapres Muhaimin Iskandar menyebut petani di Indonesia sudah menderita dalam 10 tahun terakhir akibat pengelolaan tata niaga pertanian yang kurang berpihak kepada pahlawan pangan tersebut sehingga hidup mereka belum sejahtera.

Pria yang kerap disapa Gus Imin itu mengatakan pengelolaan pertanian yang berkesinambungan harus menjadi prioritas pemerintah agar mewujudkan ketahanan pangan serta mendatangkan kesejahteraan bagi para petani. 

"Tata niaga ini harus diperbaiki, salah satunya kesenjangan dari pasar dan pengguna, petani menderita lebih dari 10 tahun ini. Jauh sebelum perang Ukraina, Indonesia sudah punya masalah terkait dengan pupuk," kata Muhaimin dalam acara Nitip Gus bersama petani di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dilansir ANTARA, Rabu, 3 Januari. 

Sebagian pemenuhan kebutuhan pangan Indonesia, kata dia, masih bergantung pada negara lain. Padahal, sejatinya produk lokal dari petani masih bisa dimaksimalkan untuk dipanen.

Gus Imin mengatakan negara ini seharusnya kuat karena memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebanyak Rp3.000 triliun per tahun. Namun, sebanyak 30 persennya justru dipakai untuk bayar utang negara.

Menurut Cak Imin, sudah menjadi kewajiban negara untuk membantu petani agar bisa menanam dan memproduksi pangan. Bukan hanya komoditas beras, melainkan yang lain juga.

Bila hanya mengandalkan impor, kata Gus Imin, pemenuhan kebutuhan pangan akan bergantung pada negara lain.

"Negara punya alat, bagaimana pertanian harus dijamin, jangan sampai ada yang rugi, harus untung petani itu. Indonesia butuh penyangga tidak ada yang lain selain dari dalam negeri," kata Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Dia menegaskan Pemerintah harus memaksimalkan fungsi Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai penyangga harga sehingga Bulog harus membeli semua produksi petani.

Muhaimin berjanji jika pasangan Anies-Muhaimin (AMIN) memenangi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, perbaikan pengelolaan tata niaga pertanian dan kesejahteraan petani akan menjadi prioritas utama.