Bagikan:

YOGYAKARTA - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara perihal gempa bumi yang berlangsung di Sumedang, Jawa Barat berkekuatan 4,8 magnitudo. Peristiwa gempa bumi itu diperkirakan tidak berpotensi menyebabkan terbentuknya bahaya ikutan (collateral hazard) berbentuk retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah serta likuefaksi. Lantas apa penyebab gempa sumedang?

Badan Geologi melaporkan kalau daerah Kabupaten Sumedang terkategori rawan gempa bumi, hingga wajib ditingkatkan upaya mitigasi gempa bumi.

Penyebab Gempa Sumedang

Bersumber pada data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, serta Geofisika (BMKG), posisi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 107,94 BT serta 6,85 LS, berjarak sekitar 1,5 kilometer timur Kota Sumedang, Provinsi Jawa Barat, dengan magnitudo 4,8 pada kedalaman 5 kilometer.

Plt Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid menyampaikan, posisi pusat gempa bumi terletak di darat di daerah Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat dengan morfologi wilayah dekat pusat gempa bumi ialah dataran sampai dataran bergelombang, setempat lembah, perbukitan bergelombang sampai perbukitan terjal.

Bersumber pada informasi Badan Geologi (BG) wilayah Sumedang secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) serta tanah keras (kelas C). Daerah ini secara umum tersusun oleh endapan kuarter berbentuk batuan rombakan gunung api serta endapan danau.

"Sebagian batuan tersebut sudah mengalami pelapukan. Endapan kuarter secara umum bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) serta menguatkan dampak guncangan, sehingga rawan gempa bumi," terang Wafid.

Lebih lanjut, Wafid menjelaskan morfologi perbukitan bergelombang sampai terjal yang tersusun oleh batuan rombakan gunung api yang sudah alami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah yang bisa dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat serta curah hujan tinggi.

Mengenai penyebab gempa Wafid mengatakan, berdasarkan posisi posisi pusat gempa bumi serta kedalaman dari informasi BMKG, maka peristiwa gempa bumi ini diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif yakni Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Menurut informasi Badan Geologi, Sesar Cileunyi-Tanjungsari ialah sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut sampai lembah Sungai Cipeles, serta nilai laju geser berkisar antara 0,19- 0,48 milimeter/tahun.

Peristiwa gempa bumi ini sudah menyebabkan bencana berbentuk kerusakan rumah penduduk di Kampung Babakan Hurip, Kelurahan Kotakaler, Kampung Rancapurut, Desa Rancamulya, Kecamatan Sumedang Utara serta Kecamatan Sumedang Selatan.

Kejadian gempa bumi ini diyakini Wafid, tidak menimbulkan tsunami sebab posisi pusat gempa bumi terletak di darat. Badan Geologi mencatat kalau daerah Kabupaten Sumedang sempat alami kejadian gempa bumi merusak pada tahun 1972, sebaliknya peristiwa gempa bumi tahun 2010 memunculkan kecemasan untuk penduduk di wilayah Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Pada tahun 2022 pula tercatat peristiwa gempa bumi dengan magnitudo(M2,7) pada kedalaman 16 kilometer.

Berikutnya, Wafid meminta warga untuk tetap tenang, mengikuti arahan dan informasi dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, serta jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi.

"Untuk penduduk yang rumahnya alami kerusakan supaya mengungsi ke tempat aman sesuai dengan arahan petugas BPBD setempat. Sebab daerah Kabupaten Sumedang terkategori rawan gempa bumi wajib ditingkatkan upaya mitigasi gempa bumi serta bila mau membangun di Kabupaten Sumedang wajib memakai konstruksi bangunan tahan gempa guna menghindari resiko kerusakan akibat guncangan gempa," tutur Wafid.

Selain itu “Puluhan Rumah Rusak di Sumedang akibat Gempa”.

Jadi setelah mengetahui penyebab gempa sumedang, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!