KUPANG - Kepala SAR Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Supriyanto Ridwan menyatakan siap bergerak jika diperintahkan untuk membantu evakuasi ribuan warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
"Kami belum turun ke lokasi. Kami masih menunggu permintaan evakuasi dari pemerintah daerah setempat," kata Supriyanto Ridwan dihubungi dari Kupang, dikutip ANTARA Selasa, 2 Januari.
Hal ini disampaikan Supriyanto berkaitan dengan upaya dari Basarnas Maumere dalam membantu evakuasi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di wilayah Kecamatan Wulanggitan.
Dia mengatakan bahwa saat ini berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, banyak warga terdampak erupsi lebih memilih untuk mengungsi secara mandiri.
"Warga terdampak erupsi lebih banyak memilih untuk mengungsi secara mandiri," ujar dia.
Supriyanto menambahkan bahwa saat ini di Kantor SAR Maumere ada 15 personel. Personel itu disiagakan jika memang dibutuhkan.
"Selain personel yang disiagakan, kami juga sudah menyiapkan sejumlah peralatan yang dapat digunakan untuk mengevakuasi warga jika memang dibutuhkan," katanya.
Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur kembali erupsi pada 1 Januari 2024 menyusul kenaikan status dari Level II atau Waspada menjadi Level III atau Siaga.
Menurut dia, erupsi itu mengakibatkan warga dari empat desa yang berjarak dua hingga tiga kilometer dari gunung tersebut terdampak abu vulkanik dan harus dievakuasi. Empat desa itu yakni Klatanlo, Hokeng Jaya, Nawokote, dan Waiula.
BACA JUGA:
Warga pun mengungsi di beberapa posko yang disiapkan pemerintah daerah (pemda) seperti di kecamatan, SDK Kemiri, SMPN 1 Wulanggitang, CU Remaja Hokeng, polsek, dan koramil. Sebagian lain mengungsi di rumah warga desa tetangga yang tidak atau kurang terdampak.
Abu vulkanik hingga kini masih terus terjadi di wilayah tersebut dan pihak BPBD hingga kini masih terus melakukan pendataan baik terhadap warga terdampak maupun posko atau rumah-rumah yang ditempati warga.