JAKARTA- Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa meyoroti pernyataan Dandim 0724/Boyolali Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo soal salah paham menjadi salah satu motif dari aksi penganiayaan terhadap tujuh relawan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut tiga.
Menurutnya, berdasarkan rekaman video, tak ada peroses salah paham. Melainkan, langsung aksi penganiayaan yang dilakukan oleh oknum prajurit.
"Di situ jelas kalo dari videonya tidak ada proses kesalahpahaman, yang ada adalah langsung penyerangan atau tindak pidana penganiayaan," ujar Andika kepada wartawan, Senin, 1 Januari.
Selain itu, berdasarkan keterangan dua korban yakni Andono dan Arif Diva serta saksi justru memperkuat rangkaian kejadian yang terekam dalam video yang beredar di masyarakat.
"Adanya klaim yang ternyata klaim penyebab atau kronologi dari kejadian yang ternyata begitu diliat dari videonya dan setelah ada penjelasan dari korban minimal dari koban yaitu Slamet Andono dan Arif itu ternyata mengonfirmasi apa yang terlihat di video," kata Andika.
BACA JUGA:
Tujuh relawan Ganjar-Mahfud menjadi korban aksi pengeroyokan yang dilakukan 15 anggota TNI di depan markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh, Boyolali, Jawa Tengah.
Dandim 0724/Boyolali Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo sempat menyebut motif sementara dugaan penganiayaan itu karena salah paham.
"Informasi sementara yang diterima bahwa peristiwa tersebut terjadi secara spontanitas. Karena adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak," kata Wiweko.