Bagikan:

JAKARTA - Anggota DPR dapil Papua, Willem Wandik menceritakan duduk perkara kericuhan yang sempat terjadi di tengah arak-arakan jenazah mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe. Willem menyebut, kericuhan terjadi karena ada kesalahpahaman antara warga dan polisi.

"Ini situasi agak kacau, ini di ruang duka jadi berteleponnya nanti saja," ujar Willem saat dihubungi VOI, Kamis, 28 Desember.

Menurutnya, bentrokan antara warga dan aparat terjadi lantaran adanya kesalahpahaman.

"Ya ada bentrokan di sana, masyarakat mau kan kemarin mereka minta siapkan tenda, siapkan bis, tapi bis nya tidak disiapkan, akhirnya masyarakat marah mereka mau bawa jenazah, arak arakan, masyarakat pikul, gotong royong arak arakan ke lokasi jenazah disemayamkan," jelas Willem.

"Tapi dalam perjalanan itu ada aparat masuk, ada salah paham sedikti bentrok, akhirnya massa ngamuk," sambungnya.

Dalam peristiwa itu, aparat dipukuli massa yang tengah marah. Bahkan, kata Willem, PJ Gubernur Papua Ridwan Rumasukun juga terkena lemparan batu.

"Aparat juga ada korban juga digebuki massa, termasuk pak Pj gubernur juga kena lemparan batu nyasar begitu, sepintas itu," katanya.

Saat ini, sambung Willem, pihaknya masih berada di rumah duka menunggu jenazah Lukas Enembe tiba.

"Ini belum (pemakaman), kami di rumah duka, jenazah masih di jalan," kata mantan bupati Puncak itu.