Bagikan:

JAKARTA - Bersamaan dengan prosesi pengantaran jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe di STAKIN Sentani. Ratusan massa yang ikut mengantar jenazah melakukan aksi brutal. Dalam foto dan video yang tersebar melalui pesan singkat telepon pintar dan media sosial, tampak terlihat aksi yang mereka lakukan sepanjang jalan meuju lokasi pemakaman.

Mereka melempari toko dan gedung yang dilewati. Gedung Bank Rakyat Indonesia (BRI) terlihat pecah dan beberapa bagian bolong dilempat benda keras. Mobil yang terparkir di pinggir jalan pun tak luput dari amukan massa. Sebuah mobil tampak terbakar dan menimbulkan asap hitam.

Senbuah kendaraan dibakar massa yang melintas. (IST)
Senbuah kendaraan dibakar massa yang melintas. (IST)

Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Sekda Papua Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat, Suzana Wanggai yang dihubungi VOI  melalui telpon belum bisa banyak bicara soal kejadian ini. “Kami masih mengumpulkan bahan soal kejadian yang terjadi. Semua pihak harus menahan diri jangan gampang terpancing emosi. Saya belum bisa berkomentar tunggu Pak Sekda saja ya, terima kasih,” katanya.

Penjabat (Pj) Gubernur Papua Ridwan Rumasukun yang ikut mengantar jenazah ke tempat peristirahatan terakhir ikut menjadi korban kebrutalan massa. Ia terkena lemparan batu dari massa yang mengamuk.

Setelah kejadian Ridwan diamankan dan dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat pertolongan pertama. Dalam video yang beredar yang diterima redaksi VOI terlihat Ridwan Rumasukun berusaha diselamatkan warga. “Kasihan Pak Rumasukun, pecah kepala,” demikian komentar warga yang merekam kejadian ini.

Kerusuhan ini seperti diwartawan VOI sebelumnya sesungguhnya tak perlu terjadi kalau massa bisa tenang dan tak terbakar emosi. Pernyataan bernanya menyesalkan datang dari Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Papua Yohanes Walilo. Menurut dia seharusnya insiden ini tidak perlu terjadi karena di tengah situasi belasungkawa atas meninggalnya mantan Gubernur Papua Lukas Enembe.

“Harus menjaga nama baik beliau (almarhum Lukas Enembe) karena semasa hidupnya telah banyak berprestasi dan berkarya di tanah Papua ini, tetapi insiden kecil terjadi di luar dari tanggung jawab kami,” kata Yohanes.