Kenapa Gibran Dianggap Tampil Paling Baik di Debat Cawapres? Ini Sebabnya
Penampilan Gibran Rakabuming Raka saa tDebat Cawapres di JCC, 22 Desember. (Bambang Eros VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Hasil survei Indikator Politik Indonesia menyatakan Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka dianggap tampil paling baik dalam debat cawapres beberapa waktu lalu.

Selisih jumlah responden yang menilai Gibran paling piawai juga cukup tinggi dibanding kedua pesaingnya, yakni Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan penyebabnya. Menurut Burhanuddin, selama ini banyak masyarakat yang menilai Gibran sebagai kandidat yang tak diunggulkan.

"Mungkin ini karena ekspektasi terhadap Gibran sebelum debat itu terlalu rendah. Jadi, ini the beauty of being underdog," kata Burhanuddin dalam pemaparan survei virtual, dikutip Rabu, 27 Desember.

Sehingga, ketika Gibran menjadi sorotan dalam debat karena mampu mencecar lawan bicaranya dalam debat, putra Presiden Joko Widodo itu akan langsung dipandang unggul oleh masyarakat.

"Kalau orang diposisikan sebagai underdog itu enak. Karena kalau jelek, orang bilang ya wajar karena underdog. Tapi kalau bagus sedikit, wah langsung dianggap bagus," urai Burhanuddin,

Dalam jajak pendapat Indikator Politik Indonesia, 56 persen responden yang menyaksikan debat cawapres memilih Gibran sebagai penampil terbaik. Disusul oleh Mahfud MD dengan perolehan sebesar 24,2 persen, dan Muhaimin Iskandar 12,3 persen.

Sementara, sebanyak 35,5 persen responden yang menonton debat capres memilih Anies Baswedan sebagai capres yang tampil paling baik. Disusul oleh Prabowo Subianto sebesar 28,9 persen dan Ganjar Pranowo 26,9 persen.

Diketahui, survei ini dilakukan pada 23-24 Desember dengan melibatkan 1.217 responden sebagai sampel yang merupakan WNI berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah atau memiliki telepon.

Survei dilakukan dengan mewawancarai responden lewat telepon. Responden dipilih melalui metode random digit dialing dan double sampling. Margin of error survei diperkirakan ± 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.