Bagikan:

BANDA ACEH - DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Aceh menegaskan tidak mungkin seorang Zulkifli Hasan (Zulhas) merendahkan nilai-nilai agama karena yang bersangkutan sangat religius, bahkan konsisten menjalankan puasa sunah Nabi Daud.

"Beliau (Zulhas) secara konsisten puasa Nabi Daud, jadi sangat mustahil merendahkan nilai agama," kata Sekretaris DPW PAN Aceh Irpannusir, di Banda Aceh dilansir ANTARA, Kamis, 21 Desember.

Sebelumnya, viral video berisi lelucon Menteri Perdagangan sekaligus Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan pada Rakernas Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Semarang.

Saat itu Zulhas menyampaikan candaan terkait penyebutan (Aamiin) dan gerakan telunjuk saat shalat. Kemudian itu menimbulkan kontroversi hingga dianggap merendahkan nilai agama. Padahal, tidak sama sekali.

Irpannusir menegaskan, sangat tidak masuk akal jika Zulhas merendahkan nilai agama, karena selain sering puasa Nabi Daud, juga konsisten melaksanakan shalat tahajud.

Bahkan, setiap Zulhas mengunjungi daerah, Menteri Perdagangan itu juga selalu melaksanakan shalat fardhunya di masjid-masjid.

"Beliau juga konsisten tahajud, alumni Pendidikan Guru Agama (PGA), jadi tidak mungkin Ketum Zulhas merendahkan nilai agama," ujar Wakil Ketua Komisi V DPR Aceh itu.

Tak hanya itu, mantan Sekjen PP Pemuda Muhammadiyah itu juga menuturkan Zulhas termasuk salah satu tokoh Muslim yang sangat perhatian serta peduli terhadap kehidupan umat islam, terkhusus di nusantara.

Karena itu, menurutnya tidak mungkin sosok tokoh yang selalu merajut persatuan antarpemeluk agama di Indonesia itu menyampaikan sesuatu yang dapat merendahkan nilai agama.

“Dalam karier politiknya, Ketum Zulhas juga selalu mendorong persatuan serta keharmonisan berbangsa dan bernegara,” kata Irpannusir.

 

Dirinya kembali menegaskan pernyataan Zulhas dalam pidatonya tersebut hanya untuk mengingatkan kepada masyarakat jangan memiliki sikap fanatisme yang berlebihan hingga merubah cara ibadah seseorang.

"Itu sebenarnya niat baik dari Zulhas untuk mengingatkan masyarakat agar tidak terlalu fanatik sampai merubah tuntunan ibadah. Hanya saja disampaikan dalam analogi sehingga mudah dipahami umat," demikian Irpannusir.