JAKARTA - Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sujatmiko membela Ketua Umum PAN sekaligus Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan terkait pernyataannya yang viral lantaran menyinggung gerakan salat dengan kampanye. Budiman menegaskan, Zulhas sedang menceritakan ulang bukan bercanda soal gerakan salat.
"Sebenarnya pak Zulhas tidak sedang mencandai, bercanda, dia sedang menceritakan orang yang sedang bercanda, dia sedang menceritakan bukan sedang mencandai," ujar Budiman di kawasan Darmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu, 20 Desember, malam.
Mantan aktivis 98 itu pun menilai tidak ada yang perlu dipermasalahkan dari pernyataan Zulhas. Apalagi harus ditarik-tarik ke urusan agaman,
"Saya kira itu sudah jelas, bukan kata-kata pak Zulhas, pak Zulhas sedang menceritakan orang lain yang seperti itu dan tidak ada masalah," kata Budiman.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay telah mengklarifikasi potongan video Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan (Zulhas) soal gerakan tahiyat dalam salat yang viral dan menjadi sorotan. Saleh menegaskan, video ketua umumnya tersebut harus dilihat secara utuh.
Menurut Saleh, gerakan salat itu hanya merupakan contoh terjadinya fenomena tarikan politik yang kuat di daerah apabila videonya dilihat secara utuh.
"Bang Zulhas itu kan memberi contoh agar mudah dipahami masyarakat. Nah, yang gampang diingat mungkin ya pada akhir bacaan surat Al-Fatihah. Termasuk gerakan jari pada saat tahiyat. Dalam konteks ini, Bang Zulhas mengingatkan bahwa tarikan politik begitu luar biasa. Dia khawatir, umat terpecah," ujar Saleh dalam keterangannya, Rabu, 20 Desember.
Karena itu, Saleh menyayangkan ada pihak-pihak yang memotong video tersebut sehingga Zulhas dikesankan menista agama. Padahal, kata Saleh, Zulhas selalu mengingatkan agar umat beragama rukun dalam segala situasi.
"Bang Zulhas kerap menyebut bahwa kontestasi politik hanyalah sesaat. Yang penting terus diperjuangkan adalah kepentingan umat dan masyarakat," kata Saleh.
Ketua Fraksi PAN DPR itu juga menuturkan, pernyataan Zulhas tersebut bersifat mengutip ceramah Ustaz Abdul Somad dan Ustaz Adi Hidayat. Saleh menyebut tak ada preseden negatif dari pernyataan kedua ustaz tersebut.
"Bang Zulhas itu kagum dengan kedua ustaz tersebut. Dia menganggap mereka adalah guru-guru terbaik. Lalu, bahan ceramah mereka dikutip. Itulah yang disampaikannya dalam video tersebut," tutur Saleh.
Oleh sebab itu, legislator PAN dapil Sumatera Utara ini berharap semua pihak tetap berbaik sangka terhadap Zulhas. Apalagi, menurutnya, mantan Ketua MPR itu tidak punya rekam jejak yang buruk terhadap Islam.
"Perlu juga diingatkan agar orang-orang yang mencoba mempolitisasi masalah ini untuk segera menghentikannya. Tidak baik dalam konteks membangun kebersamaan dan persatuan. Bukankah semua pihak ingin Indonesia menjadi negara besar, maju, dan sejahtera," pungkas Saleh.
Diketahui, viral potongan video berdurasi 52 detik berisikan Zulhas yang menceritakan pengalamannya keliling daerah dan menemukan ada yang berubah di masyarakat ketika salat Magrib.
BACA JUGA:
Saya keliling daerah Pak, anu..., Pak Kiai, Pak Kiai Toha, di sini aman di sini. Jakarta nggak ada masalah. Yang jauh-jauh ada, loh, yang berubah. Jadi kalau salat Magrib, baca Al-Fatihah, 'Wa laddallin....' Ada yang diem sekarang, Pak, ada yang diem sekarang. Ada, Pak, sekarang diem. Ada yang diem sekarang banyak, saking cintanya sama Pak Prabowo itu. Itu kalau tahiyatul akhir Pak Yai (kiai), kan gini Pak Yai, tahiyatul akhir kan gini (Zulhas menggerakkan jari telunjuk ketika tahiyat salat). Sekarang banyak gini, Pak. Kayak gini (Zulhas menggerakkan dua jari). Itu, Pak, tempat-tempat lain begitu, Pak. Saking apa itu ya, gitu. Ya Pak Yai ya.