Bagikan:

BOGOR - Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengaku optimistis fasilitas jembatan layang atau skybridge yang menghubungkan stasiun dengan terminal di Bojonggede dapat mengurangi 50 persen kemacetan di Jalan Raya Bojonggede.

"Ini (skybridge) diperkirakan mengurangi kemacetan 40-50 persen jika sudah difungsikan," kata Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kabupaten Bogor Dadang Kosasih dilansir ANTARA, Selasa, 5 Desember.

Menurut dia, dengan adanya skybridge, penumpang kereta rel listrik (KRL) tak lagi keluar masuk di pintu stasiun yang ada di pinggir jalan, melainkan di terminal.

Karenanya, kata Dadang, angkutan umum baik angkot maupun ojek yang biasa antar jemput penumpang KRL kini dipaksa untuk masuk ke Terminal Bojonggede.

Selain itu, Dishub Kabupaten Bogor juga sedang membuat kajian mengenai rekayasa lalu lintas berupa Sistem Satu Arah di Jalan Raya Bojonggede untuk mengoptimalkan arus lalu lintas di sekitaran stasiun.

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bersama Pemkab Bogor mulai menguji Skybridge Bojonggede pada Selasa ini.

Sekretaris BPTJ Zamrides menjelaskan pada tahap uji coba ini, penumpang KRL mulai diarahkan keluar masuk Stasiun Bojonggede menggunakan skybridge di Terminal Bojonggede.

"Nanti dari ujung terminal ke ujung stasiun itu kira-kira membutuhkan waktu sekitar 4 menit. Maka akan tersambung dan tiba di stasiun, langsung bisa naik KRL," ujarnya.

Zamrides menyebutkan, setelah melalui tahap uji coba, Skybridge Bojonggede akan diresmikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Minggu (10/12).

Proyek skybridge dengan nilai pagu Rp16,5 miliar itu sepenuhnya dibiayai oleh APBN melalui anggaran BPTJ tahun 2022. Adapun Pemkab Bogor mengalokasikan anggaran sekitar Rp4 miliar untuk pembebasan lahannya.

Jembatan layang penghubung terminal angkutan tipe C dengan Stasiun Bojonggede itu memiliki panjang 243 meter dan lebar 3 meter. Masing-masing sudutnya dilengkapi dengan area semacam aula.

Aula tersebut dilengkapi dengan fasilitas eskalator, lereng untuk penyandang disabilitas, toilet, dan mushala. Kemudian, khusus aula di bagian stasiun ada tambahan fasilitas berupa ruangan loket dan gerbang taping atau perekaman.