Bagikan:

BANDUNG - Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) menggelar program ngampus dan meluncurkan mobil pengawasan pemilu keliling di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung untuk memaksimalkan partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2024.

Komisioner dan Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu, Loly Suhenty menjelaskan program Bawaslu Ngampus ini digagas untuk memastikan civitas perguruan tinggi  mendapatkan informasi dan mendorong pengawasan partisipatif.

"Karena Bawaslu diberi amanah oleh undang-undang untuk meningkatkan pengawasan partisipatif, dan kali ini di UIN SGD Bandung yang dalam sejarahnya melahirkan banyak sekali aktivis, sehingga kami berharap UIN ada di depan untuk memastikan seluruh jajaran civitas akademik termasuk masyarakat sekitar menjadi aktor pengawasan partisipatif untuk Pemilu 2024," kata Loly dilansir ANTARA, Senin, 4 Desember.

Program ini juga, lanjut Loly, akan diterapkan di kampus lainnya, pasalnya saat ini komposisi pemilih muda dalam Pemilu 2024, adalah 52 persen dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT).

"Ini akan berjalan di kampus lain, termasuk juga kampus di Papua, sehingga harapan kami pemilih muda memang hadir dan memberikan perhatian besar untuk Pemilu dan berkontribusi nyata untuk Pemilu," ucapnya.

Terkait dengan mobil pengawasan pemilu keliling yang diberi nama "Mobil Pojok Pengawasan Keliling", Loly mengatakan juga sebagai katalisator untuk memastikan tidak ada pelanggaran yang terjadi minimal di lingkungan sendiri, dengan cara memberikan sarana bagi civitas kampus untuk memperkuat literasi pengawasan pemilu, dan wadah pelaporan dugaan pelanggaran itu.

Terlebih, kata Loly, saat ini tengah berjalan tahapan penting dalam pemilu, yaitu kampanye.

"Harapannya, para mahasiswa bisa aktif mengawasi upaya peserta pemilu memperkenalkan dirinya ke publik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku," tutur dia.

Salah satu yang bisa dilakukan mahasiswa dan kelompok pemuda lainnya sebagai aktor dalam Pemilu 2024, adalah mengawasi penyebaran informasi di media sosial, atau seminimal mungkin tidak menjadi penyebar hoaks, penghasut yang menyebarkan ujaran kebencian, dan tidak menjadi orang yang menerima uang untuk mempengaruhi pilihan.

"Dengan ponsel saja kita semua sudah bisa menjadi aktor dalam Pemilu 2024," tuturnya.

Sementara itu, Rektor UIN SGD Bandung Rosihon Anwar menilai positif pemilihan kampus UIN SGD Bandung sebagai langkah lanjut Bawaslu sebagai fasilitas dan sumber informasi bagi civitas akademik di sana, namun dia menginginkan ada peran serta dari Bawaslu daerah.

"Kami berharap acara ini bukan hanya cukup dengan seminar hari ini saja, tapi juga Bawaslu baik di tingkat provinsi ataupun kota kabupaten juga tetap mendampingi kami untuk mendapatkan informasi yang penting terkait dengan pengawasan pemilu dan mendorong kami untuk ikut berpartisipasi dalam pengawasan pemilu," ucap Rosihon.