JAKARTA - Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono menyebutkan, upaya restorasi hutan yang tengah dilakukan oleh Indonesia di wilayah ibu kota Nusantara mendapatkan apresiasi dari komunitas internasional.
"Memang 65 persen dari luasan IKN Nusantara ini akan berupa hutan. Jadi hutan-hutan produksi sekarang yang monokultur akan kita hutankan kembali menjadi hutan tropis dan ini penting dan diapresiasi oleh banyak komunitas internasional bahwa Indonesia akan mencoba meng-reverse yang semula deforestasi menjadi reforestasi," ujar Kepala OIKN Bambang usai peluncuran Peta Jalan Nol Emisi Nusantara RLDC di COP28 Dubai, Uni Emirat Arab, Antara, Minggu, 3 Desember.
Reforestasi sendiri menjadi salah satu fokus yang dilakukan oleh OIKN sebagai bagian dari upaya kawasan itu berkontribusi dalam target pengurangan emisi gas rumah kaca nasional. Langkah-langkah itu sudah tertuang dalam Nusantara Regionally and Locally Determined Contribution (RLDC).
Secara khusus di sektor kehutanan akan dilakukan langkah menghindari atau menekan deforestasi dengan melindungi 59.000 hektare (ha) hutan asli dan mangrove yang masih tersisa. Meningkatkan stok karbon dengan pemulihan lebih dari 83.000 hak hutan industri, lahan gundul dan lokasi penambangan batu bara.
Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan persemaian Mentawir berada Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang bisa menghasilkan 15-20 juta pohon per tahun untuk mendukung upaya penghijauan kembali dan mengembalikan biodiversitas hutan di kawasan ibu kota baru Indonesia itu.
"Itu semua akan dimasukkan dalam program-program reforestasi kita dan ini dilakukan segera dan bahkan, insyaAllah, dalam waktu dekat nanti Bapak Presiden akan memimpin gerakan-gerakan yang sifatnya hijau di IKN Nusantara di dalam ground breaking ke depan," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Departemen Asia Tenggara Bank Pembangunan Asia (ADB) Winfried Wicklein mengatakan, pihaknya senang dapat mendukung OIKN dalam mencapai target pengurangan emisi di tingkat regional.
BACA JUGA:
"Kami berpendapat peran pemerintah sub-nasional, sebuah kota secara khusus, sangat penting untuk digarisbawahi guna mencapai komunitas yang memiliki resiliensi iklim," katanya.