Bagikan:

JAKARTA - Hakim Konstitusi terpilih Arsul Sani menilai adanya 'ketegangan' dihadapi elite politik dalam menghadapi Pemilu 2024. Menurutnya, hal itu jelas berbeda dengan dua kali pemilu terdahulu.

Arsul menyebutkan perbedaan dalam momen pesta demokrasi tersebut didasari oleh jumlah pasangan calon (paslon) capres-cawapres yang maju dalam Pilpres 2024.

"Wajah demokrasi kita menyambut Pilpres 2024 ini cenderung berbeda dibanding Pilpres 2014 dan 2019 ketika hanya dua paslon @jokowi vs. @prabowo," tulis Arsul dalam akun media sosial X-nya, Rabu 29 November.

Arsul mengatakan ketegangan tampak jelas dihadapi elite politik dan kalangan masyarakat sipil tertentu saat ini.

"Jika dalam dua pilpres terdahulu yang tampak lebih "tegang" adalah akar rumput, namun menuju Pilpres 2024 ekspresi ketegangan lebih jelas tampak pada elite politik dan kalangan masyarakat sipil tertentu," tuturnya.

Meski demikian, politikus PPP ini tak dapat menilai lebih jauh terkait baik buruk perbedaan dalam pilpres saat ini dengan yang terdahulu.

"Lalu, lebih baik atau lebih buruk ya buat masa depan Indonesia? Tentu memang tidak mudah menjawabnya," tandasnya.

Seperti diketahui, dalam Pilpres 2024 terdapat tiga paslon. Mereka telah mendapatkan nomor urut capres-cawapres peserta Pilpres 2024 yang dilakukan KPU pada 14 November malam.

Paslon capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapat nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3