Bukan Kali Pertama, Barcelona Tangguhkan Hubungan dengan Israel
Tim Bulan Sabit Merah Palestina menerima dua unit ambulans dan 85 truk pada Jumat, 24 November, bermuatan bantuan dari Mesir melalui penyeberangan Rafah. (Foto: Twitter/ @PalestineRCS)

Bagikan:

JAKARTA - Dewan Kota Barcelona akhirnya menyetujui deklarasi yang menangguhkan hubungan dengan Israel sampai ada gencatan senjata permanen di Gaza dan sampai Israel "menghormati hak-hak dasar rakyat Palestina." Keputusan ini disepakati pada Jumat, 24 November.

Penangguhan hubungan dengan Israel itu bukan pertama kalinya dilakukan Barcelona.

Pada Februari 2023, mantan wali kota Barcelona Ada Colau menangguhkan hubungan kota itu dengan Israel dan perjanjian kota kembar dengan Tel Aviv.

Namun, selama pemilu pada musim panas ini, Colau kalah dari kandidat sosialis Jaume Collboni. Pada September, Collboni memulihkan hubungan diplomatik dengan Israel dan perjanjian kota kembar dengan Tel Aviv.

Deklarasi pada Jumat tersebut diajukan oleh partai sayap kiri Barcelona en Comun yang dipimpin Colau dan didukung oleh Partai Sosialis yang dipimpin Collboni, serta partai separatis sayap kiri ERC.

Deklarasi tersebut mengecam semua serangan yang dilakukan terhadap penduduk sipil, baik oleh Hamas maupun Israel, serta "setiap hukuman kolektif, pemindahan paksa, penghancuran sistematis rumah-rumah dan Infrastruktur sipil serta pembatasan listrik, bahan bakar, air, makanan, dan pasokan medis bagi warga di Jalur Gaza."

Menurut pernyataan yang disetujui Barcelona, hambatan utama bagi perdamaian jangka panjang adalah "pendudukan dan kolonisasi wilayah Palestina," serta "penyangkalan hak" masyarakat.

Anggota penting pemerintahan nasional Spanyol yang lain, termasuk mantan menteri sekaligus anggota parlemen saat ini Ione Belarra, telah menyerukan untuk Spanyol secara keseluruhan turut memutus hubungan dengan pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Namun, dilansir ANTARA, Sabtu, 25 November, itu bukan posisi pemerintah (Spanyol).

Sebaliknya, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez melakukan kunjungan ke Israel dan Palestina untuk bertemu dengan rekan-rekannya di Israel dan Palestina pada Kamis, 23 November.

Di sana, dia mengkritik tanggapan Israel terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober, dan menyebut situasi di Gaza sebagai "bencana kemanusiaan." Dia kemudian mendesak Israel untuk "menghormati nyawa warga sipil dengan segala cara," dan mengatakan bahwa jumlah kematian warga sipil tidak dapat diterima.

Belarra mengatakan kunjungan Sanchez seperti "mengabaikan kesalahan" yang dilakukan Netanyahu dan mengatakan bahwa dia seharusnya berada di Brussel untuk melobi Uni Eropa agar menerapkan sanksi terhadap Israel dengan cara yang sama ketika blok tersebut memberlakukan sanksi terhadap Rusia setelah serangannya di Ukraina.

Sementara Sanchez mengatakan misinya adalah untuk meletakkan dasar bagi perundingan perdamaian.