JAKARTA - Wakil Presiden ke-11 RI Boediono mengaku tak membahas politik atau arah dukungan saat dikunjungi calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo di rumahnya. Pembicaraan hanya sebatas pengalamannya ketika di pemerintahan Orde Baru hingga mendampingi Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Enggak (bahas politik). Saya lebih banyak dengar kalau soal politik. Beliau (Ganjar, red) suhunya, saya dengarkan," kata Boediono di kediamannya kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Jumat, 24 November.
"Tapi kalau mengenai pengalaman saya, saya sampaikan kepada beliau," imbuhnya.
Boediono menyebut Ganjar banyak bertanya mengenai isu-isu ekonomi dan pembangunan. Tak ada pembahasan selain itu.
"Saya kan selama di pemerintahan, bahkan sejak orde baru dulu saya bukan pengambil keputusan, tapi saya ngerti lah sampai informasi, ya apa yanng beliau tanyakan, saya coba jawab," tegasnya.
Sementara saat disinggung cocok tidaknya Ganjar jadi pemimpin masa depan, Boediono tak banyak menjawab. Ia hanya menyebut tak mendukung siapa pun karena tiap punya kelebihan masing-masing.
"Saya kira semua capres ini bagus semua. Tinggal rakyat pilih yang mana," ungkapnya.
Sementara itu, Ganjar juga menyatakan kunjungannya ini bukan untuk meminta dukungan Boediono memenangkan Pilpres 2024. Mengibaratkan Boediono seperti begawan, ia menyebut kunjungannya seperti santri yang ingin belajar mengaji.
BACA JUGA:
"Enggak, enggak, kita enggak cerita itu. Saya cerita bagaimana saya ngaji kepada seorang begawan dan senior," ungkap eks Gubernur Jawa Tengah itu.
Ganjar mengaku mengenal karakter Boediono. Karenanya dalam pertemuan itu dia sama sekali tak menyinggung soal politik maupun arah dukungan.
Sebaliknya, dia justru banyak belajar terkait ekonomi, pembangunan, dan birokrasi dari Boediono. “Saya sudah tahu karakter beliau,” ujar Ganjar.
“Saya bicara soal yang lebih praktis, bagaimana leadership, bagaimana memimpin di situasi kondisi dunia yang berubah. Jadi itu ilmu-ilmunya,” pungkasnya.