Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani memandu sesi diskusi dalam MIKTA Speakers' Consultation ke-9. Sejumlah isu global menjadi pembahasan dalam forum konsultatif ketua parlemen 5 negara middle power itu, salah satunya terkait pemberdayaan gemerasi muda.

MIKTA merupakan grup negara-negara middle power (kekuatan menengah) yang terdiri dari Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia. Sementara MIKTA Speakers' Consultation merupakan forum konsultatif Ketua Parlemen anggota MIKTA.

Adapun sesi pertama pertemuan konsultatif tersebut mengambil tema ‘Menyoal Tata Kelola Global: Bagaimana Parlemen Harus Bertindak?’. Saat menjadi moderator, Puan berharap negara middle power (kekuatan menengah) dapat ikut berpartisipasi dalam menjawab tantangan bagi masyarakat dunia, antara lain isu perubahan iklim atau climate change yang hampir dirasakan di seluruh dunia dan krisis kemanusiaan di Gaza dan Ukraina.

"Dunia dalam beberapa tahun ini telah menghadapi the perfect storm, berupa ancaman 5C yakni Covid-19, Conflict di Gaza dan Ukraina, Climate change, Commodity prices, dan Cost of living," kata Puan di Bali Ballroom, Hotel Kempinski, Jakarta, Senin 20 November.

Terkait konflik di Gaza, Puan menyayangkan Dewan Keamanan PBB yang menolak gencatan senjata dan bala bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina di Jalur Gaza. Untuk itu dalam forum konsultatif parlemen negara MIKTA ini, ia berharap negara middle power bisa menjadi jembatan akan krisis kemanusiaan tersebut.

"Hal ini sebetulnya berdampak positif karena negara kekuatan menengah seperti MIKTA dapat lebih berperan di dunia internasional. Kekuatan MIKTA adalah sebagai negara demokrasi, berkekuatan menengah yang menjunjung rule of law," terang mantan Menko PMK itu.

Puan pun berharap MIKTA dapat memperjuangkan aspirasi untuk mendorong penguatan solidaritas global dan kesetaraan antar negara. Menurutnya, dunia memerlukan tata kelola yang lebih adil, dan berupaya memperkuat kemitraan global.

"Karenanya MIKTA dapat mengisi kekosongan ini sebagai forum diantara negara middle power. Forum ini dapat menyuarakan kepentingan negara middle power, ataupun membawa perspektif di luar negara kekuatan besar," tutur Puan.