Bagikan:

SAMARINDA - Seusai berhasil mengevakuasi harimau yang memangsa seorang Pembantu rumah tangga, polisi kini telah resmi menetapkan A, pemilik binatang buas itu sebagai tersangka atas kasus kepemilikan harimau ilegal.

Selain itu, polisi juga turut menjerat tersangka atas dugaan unsur kelalaian hingga mengakibatkan orang lain meninggal dunia.

Kasus ini masih terus dikembangkan polisi, termasuk mengungkap asal mula tersangka bisa memperoleh harimau itu yang merupakan satwa langka dan dilindungi.

Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Rengga Puspo Saputro mengatakan  saat ini proses hukum dalam kasus harimau memangsa manusia di Jalan Wahid Hasyim 2, Kelurahan Sempaja, Kecamatan Samarinda Utara, telah naik ke tingkat penyidikan.

"Proses hukum sudah berjalan dan sudah kita proses penyidikan dan sudah kita tetapkan tersangka kepada A sebagai pemilik harimau," ungkap Rengga kepada sejumlah awak media di lokasi kandang harimau di Kota Samarinda, Minggu 19 November.

A ditetapkan menjadi tersangka setelah polisi melakukan pemeriksaan terhadap lima orang saksi. "Iya kita sudah periksa sekitar tiga sampai lima orang saksi," terangnya lagi.

Dari hasil pemeriksaan sementara, diketahui bahwa tersangka A telah memelihara harimau Sumatra itu, sejak binatang tersebut masih kecil. Dengan ini kuat dugaan tersangka A telah memiliki harimau itu secara ilegal selama tiga tahun terakhir.

"Iya sudah dari kecil sesuai dengan usia harimaunya, sekitar dua sampai tiga tahun," sambungnya.

Polisi menjerat tersangka A dengan pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal dunia, serta Undang-undang Nomor 59 tahun 1990 tentang kepemilikan satwa langka dan dilindungi secara ilegal dengan ancaman hukuman pidana penjara diatas 7 tahun penjara.