JABAR - Dinas Kesehatan (Dinkes) menelusuri laporan warga soal dugaan pelayanan buruk persalinan di salah satu klinik di Tasikmalaya menyebabkan seorang bayi meninggal.
"Nanti pasti kita akan mencari informasi yang lengkap dulu, baru nanti kita seperti apa, nanti kita lihat perkembangannya dulu," kata Kepala Dinkes Kota Tasikmalaya Uus Supangat saat dihubungi, Kamis 16 November, disitat Antara.
Informasi adanya permasalahan di klinik persalinan tersebut diterima Dinkes Kota Tasikmalaya pada Rabu 15 November. Setelahnya, dilakukan pemanggilan terhadap pihak klinik untuk dimintai keterangan.
Selain itu, lanjut dia, Dinkes Kota Tasikmalaya juga mendapatkan laporan dari pihak pasien yang mengadukan tentang pelayanan kesehatan di klinik tersebut yang dinilai telah merugikannya.
"Kasusnya seperti apa juga kan belum tahu, dari pihak keluarga seperti apa versinya, dari pihak pemberi pelayanan seperti apa kan belum tahu," katanya.
Ia menyampaikan, dalam kasus tersebut Dinkes Kota Tasikmalaya sudah bergerak untuk segera menyelesaikannya dengan tetap memberikan kesempatan penjelasan dari kedua belah pihak.
Sementara dalam tahap mengumpulkan keterangan terkait kejadian sebenarnya itu, Uus mengimbau kedua belah pihak untuk menahan diri sampai masalah sebenarnya bisa diketahui.
"Kalau Dinas Kesehatan dalam hal ini hanya melihat kasusnya seperti apa, kita akan menghormati hak masing-masing dan kewajiban masing-masing gitu," tuturnya.
BACA JUGA:
Perwakilan dari keluarga pasien, Nadia Anastasia (31) mengatakan pihaknya sudah melaporkan ke Dinkes Kota Tasikmalaya terkait masalah pelayanan kesehatan yang dinilai buruk di sebuah klinik.
Ia menjelaskan, kasus tersebut berawal ketika adiknya menjalani proses persalinan di klinik di Kota Tasikmalaya, Senin 13 November malam. Selama di klinik, kata Nadia, terkesan tidak mendapatkan pelayanan atau respons dengan baik.
Pelayanan yang dinilai kurang baik itu, kata dia, salah satunya petugas yang menangani pasien tidak profesional seperti bekerja sambil bermain telepon seluler, kemudian diduga jadi objek mahasiswa yang sedang praktik di klinik itu.
Selanjutnya setelah selesai persalinan, adiknya tidak dibersihkan seperti pada umumnya, sedangkan bayi yang memiliki berat badan sekitar 1,5 kilogram oleh petugas dimasukkan ke inkubator.
Selanjutnya pihak klinik meminta ibu dan bayinya untuk pulang ke rumah, pada Selasa 14 November, karena tidak ada yang perlu ditangani lebih lanjut.
Namun belum satu hari di rumah, kondisi bayi tidak bergerak, lalu membawanya ke klinik tempat bayi itu dilahirkan, kemudian dinyatakan meninggal dunia, lalu dipastikan lagi dengan memeriksakannya ke rumah sakit, namun tetap tidak tertolong.
Adanya kejadian itu, pihak keluarga meminta penjelasan terhadap klinik dan melaporkannya ke Dinkes Kota Tasikmalaya.