JABAR - Dinas Kesehatan (Dinkes) mencari tahu penyebab dugaan keracunan hingga menelan korban jiwa yang dialami sejumlah warga di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut.
Warga Cilawu diduga keracunan mengeluhkan sakit hingga harus mendapatkan perawatan medis di fasilitas kesehatan.
"Masih ditelusuri, sumbernya dari mana, dugaan dari makanan jelas, keracunan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Garut Asep Surachman saat dihubungi, Selasa 10 Oktober, disitat Antara.
Ia menuturkan, tim dari Dinkes Kabupaten Garut sudah turun ke lapangan setelah mendapatkan banyak warga dirawat di puskesmas dan klinik, Senin 9 Oktober karena keracunan setelah menyantap makanan.
Terkait jenis makanan yang dicurigai, kata dia, masih dalam penelusuran dengan memintai keterangan sejumlah korban yang dirawat kemudian dilakukan penelusuran awal makanan yang dikonsumsi warga.
"Kami masih di lapangan melakukan investigasi," katanya.
BACA JUGA:
Ia mengatakan, terkait jumlah warga yang menjadi korban keracunan masih terus didata, karena hingga Selasa 10 Oktober siang jumlahnya masih bertambah.
Korban keracunan itu, kata dia, tidak hanya warga Kecamatan Cilawu saja, tapi tersebar di beberapa daerah, ada juga luar kota, yakni warga dari Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya.
"Lagi di-update datanya, karena nambah lagi," katanya.
Camat Cilawu Anas Aolia Malik mengatakan dalam kejadian itu tercatat sementara sebanyak 17 orang keracunan dirawat di Puskesmas Cilawu dan Klinik Cihideung, selain yang dirawat ada juga dua warga meninggal dunia.
Ia mengatakan kejadian itu bermula ketika ada laporan di Puskesmas Cilawu penuh oleh pasien korban keracunan makanan, kemudian dilakukan pemeriksaan identitas yang ternyata bukan hanya warga Garut, melainkan ada warga luar Kabupaten Tasikmalaya yang daerahnya berbatasan dengan Garut.
Informasi yang berkembang di masyarakat maupun pasien, kata dia, bahwa korban yang dirawat dan meninggal dunia karena sebelumnya mengkonsumsi makanan jenis satai kulit atau sering disebut dengan nama satai jebred.