GARUT - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, Jawa Barat, masih menyiagakan petugas dan tempat perawatan untuk memberikan penanganan cepat terhadap kemungkinan korban susulan keracunan makanan satai di Kecamatan Cilawu maupun daerah lainnya.
"Masih siaga, puskesmas siaga 24 jam di lokasi kasus untuk beberapa hari ke depan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinkes Kabupaten Garut Asep Surachman di Garut, Antara, Rabu, 11 Oktober.
Dinkes Garut sejak mendapatkan laporan ada korban keracunan, Minggu, 8 Oktober langsung bergerak melakukan penanganan medis terhadap korban yang mengeluhkan sakit pusing, lemas, mual, dan muntah-muntah.
Seluruh warga yang menjadi korban keracunan makanan diduga setelah maka satai jebred, kata dia, dan langsung mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Cilawu dan sebagian di klinik wilayah Cilawu.
Ia menyampaikan korban keracunan tidak hanya warga Cilawu, Kabupaten Garut, tapi ada juga dari luar daerah yakni warga perbatasan di Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya yang mendapatkan perawatan di Puskesmas Cilawu.
Ia menyebutkan jumlah korban keracunan sejak awal laporan Ahad (8/10) sampai saat ini terdapat 41 orang terdiri dari 32 orang warga Garut dan 9 orang warga Tasikmalaya. Dari data tersebut, dua orang dari masing-masing daerah meninggal dunia.
"Total korban asal Kecamatan Cilawu sebanyak 32 orang, tujuh dirawat, 25 rawat jalan, satu orang meninggal. Asal Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya sebanyak sembilan orang, empat dirawat, lima rawat jalan, satu orang meninggal," kata Asep.
Ia menyampaikan tim dari Dinkes Garut maupun petugas medis dari Puskesmas Cilawu saat ini terus disiagakan dan mengimbau masyarakat berhati-hati dalam memilih makanan.
Ia mengimbau masyarakat yang mengeluhkan sakit setelah mengkonsumsi makanan yang diduga dari satai jebred atau sate kulit untuk segera memeriksakan kesehatannya ke puskesmas.
"Bagi masyarakat wilayah Cilawu dan sekitarnya bilamana merasa ada gejala sakit setelah konsumsi makanan yang dicurigai penyebab keracunan segera menghubungi fasyankes (fasilitas layanan kesehatan) terdekat," katanya.
Ia menambahkan saat ini Dinkes Garut sudah mengambil sampel makanan jenis satai jebred dan muntahan pasien untuk dilakukan uji laboratorium di Bandung, Jawa Barat, agar dapat diketahui penyebab keracunan.
BACA JUGA:
"Dugaan sementara diakibatkan oleh jenis makanan tersebut (satai jebred), namun demikian, untuk memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium," katanya.