JAKARTA - Presiden Joko Widodo menjelaskan pentingnya peningkatan status kerja sama bilateral Indonesia dengan Amerika Serikat dari strategic partnership menjadi comprehensice strategic partnership (CSP).
"Amerika adalah negara besar dan pengaruhnya terhadap negara mana pun sangat besar. Ekspor Indonesia sekarang ini ke Amerika Serikat juga sangat besar. Oleh sebab itu, ruang harus dibuka lebar-lebar untuk memperkuat kerja sama ini terkait baik urusan perdagangan urusan ekonomi, urusan investasi, urusan mineral kritis, maupun juga transisi energi,” papar Jokowi dilansir ANTARA, Selasa, 14 November.
Hal itu disampaikan Jokowi saat menjawab pertanyaan dari civitas Universitas Georgetown di Washington DC, Amerika Serikat, usai menyampaikan pidato kebijakan di kampus tersebut, Senin (13/11) waktu setempat, sebagaimana disaksikan melalui tayangan video yang diunggah melalui laman YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 14 November.
Pada kesempatan itu, civitas Universitas Georgetown mengajukan dua pertanyaan, yakni pentingnya peningkatan status kerja sama bilateral RI-AS dan tentang pemindahan Ibu Kota Indonesia ke Nusantara.
Berkaitan dengan peningkatan status kerja sama bilateral kedua negara, Presiden Jokowi mengatakan bahwa sebagai negara yang kaya akan mineral kritis dan potensi energi hijau, Indonesia dapat menjadi mitra bagi Amerika Serikat karena Indonesia memiliki cadangan nikel yang terbesar di dunia, timah yang terbesar kedua di dunia dan juga energi hijau.
Menurut Presiden, Indonesia memiliki potensi 3.600 megawatt, yang merupakan sebuah potensi yang sangat besar, yang nantinya bisa dipakai untuk memproduksi produk-produk hijau.
"Untuk ekonomi hijau yang bisa kita kembangkan bersama-sama antara Amerika dan Indonesia. Artinya, semua itu bisa dikembangkan dan berkontribusi bagi kebaikan Indonesia, Amerika dan juga dunia. Saya rasa itu," ujarnya.
BACA JUGA:
Dalam pertemuan bilateral itu, salah satu kesepakatan Indonesia-AS adalah meningkatkan status hubungan bilateral dari strategic partnership menjadi comprehensive strategic partnership (CSP).
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangannya menyampaikan CSP Indonesia-AS akan menjadi pondasi kuat untuk penguatan kerja sama bilateral terutama di bidang ekonomi.