JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning berharap David Cameron yang baru ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri Inggris dapat menjaga stabilitas hubungan bilateral kedua negara.
"Kami berharap Inggris akan bekerja sama dengan China demi pertumbuhan hubungan bilateral yang baik dan stabil. Mempertahankan dan menumbuhkan hubungan bilateral yang stabil dan saling menguntungkan akan bermanfaat bagi kepentingan China, Inggris serta perdamaian dan pembangunan dunia," kata Mao Ning saat menyampaikan keterangan dilansir ANTARA, Selasa, 14 November.
Mantan Perdana Menteri Inggris David Cameron ditunjuk sebagai Menlu Inggris oleh Perdana Menteri (PM) Rishi Sunak melalui perombakan kabinet pada Senin (13/11).
Cameron yang pernah menjabat sebagai PM Inggris pada periode 2010-2016 menggantikan James Cleverly sebagai menteri luar negeri. Cleverly kini menjabat sebagai menteri dalam negeri menggantikan Suella Braverman.
"China dan Inggris adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan negara ekonomi besar di dunia, menumbuhkan hubungan bilateral yang stabil dan saling menguntungkan adalah kepentingan mendasar kedua bangsa," ungkap Mao Ning.
Baik China maupun Inggris, menurut Mao Ning dapat bersama-sama merespons tantangan global dan berkontribusi terhadap perdamaian dan pembangunan dunia.
"Penting bagi kedua negara untuk bekerja sama demi pertumbuhan hubungan bilateral yang sehat dan stabil berdasarkan prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan," tambah Mao Ning.
Raja Charles III telah menyetujui David Cameron untuk menjadi anggota majelis tinggi parlemen Inggris, House of Lords. Pengangkatan ini memungkinkan dia mengisi jabatan menteri meskipun saat ini dia bukan merupakan anggota parlemen.
BACA JUGA:
Cameron mengatakan Sunak telah memintanya untuk menjabat sebagai menteri luar negeri dan dia "dengan senang hati menerima tawaran tersebut."
Diketahui pemecatan Suella Braverman terjadi setelah pernyataan kontroversial dan artikelnya di surat kabar Times tentang protes pro-Palestina mendapat kritis luas. Sebelumnya, dia menyebut protes pro-Palestina di Inggris sebagai “pawai kebencian.”
"Saya tidak percaya bahwa demonstrasi ini hanyalah seruan minta bantuan bagi Gaza," katanya dalam sebuah artikel di Times.
Dia juga mengkritik keputusan kepolisian London yang tidak melarang rencana aksi unjuk rasa pada Hari Gencatan Senjata. Dia menuduh kepolisian London telah berpihak ke para pengunjuk rasa.