JAKARTA - Presiden Komite Olimpiade Tokyo 2020 Yoshiro Mori, akan mengundurkan diri atas pernyataan seksis yang dia buat dengan mengatakan wanita terlalu banyak berbicara, seperti melansir Reuters dari Fuji News Network.
Komentar yang dibuat pada rapat dewan Komite Olimpiade Jepang pada minggu pertama Februari, memicu badai api di dalam dan luar negeri, menambah masalah baru dalam penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas 2020, yang telah ditunda selama setahun karena pandemi virus corona.
Pada konferensi pers yang diadakan 4 Februari lalu, Mori menarik kembali pernyataannya dan mengatakan itu 'tidak pantas dan bertentangan dengan semangat Olimpiade'. Namun, pada saat itu ia menolak untuk mengundurkan diri.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 Yoshiro Mori boleh jadi sangat menyesal, mengetahui komentarnya yang bernada seksisme kini berbuntut panjang. Bukan hanya terhadap dirinya, tapi juga kepada pesta olahraga empat tahunan antar negara tersebut.
Sebanyak 400 sukarelawan olimpiade mengundurkan diri dan 5.500 lainnya sudah melakukan pengaduan kepada panitia penyelenggara lokal, menurut media Jepang seperti dilansir Reuters.
“Kami menangani ini dengan sangat serius,” kata Menteri Olimpiade Seiko Hashimoto pada Selasa pagi ketika ditanya tentang pengunduran diri para relawan.
Daichi Oyama (28) yang mengundurkan diri dari menjadi sukarelawan karena masalah virus corona mengatakan, lebih baik Mori berhenti daripada setiap kali dia mengatakan sesuatu menjadi lebih buruk.
“Ini bukan hanya berita Jepang, seluruh dunia mendengar apa yang dia katakan dan ada tentangan yang muncul. Itu hal yang sangat memalukan bagi Jepang," ungkapnya.
Petisi online untuk menuntut tindakan Mori sejauh ini sudah mendapatkan dukungan 140 ribu tanda tangan. Bahkan, editorial dari Harian Mainichi terang-terangan meminta Mori untuk mundur.
"Ini bukan masalah yang bisa ditutup dengan pencabutan atau permintaan maaf," tulis editorial tersebut.
Selain relawan, sponsor Olimpide Tokyo juga kecewa dengan komentar Mori dan memilih untuk menjauhkan diri. Perusahaan asuransi Nippon Life Insurance Company mengatakan kepada Harian Asahi, mereka kecewa dengan pernyataan tersebut dan telah menjelaskannya kepada panitia penyelenggara.
BACA JUGA:
Sementara, Ketua Federasi Bisnis Jepang (Keidanren) yang berpengaruh di Negeri Sakura, Hiroaki Nakanishi yang sebelumnya menahan diri, ikut angkat bicara terkait hal ini.
"Saya merasa itulah yang sebenarnya dipikirkan sebagian orang di Jepang, menjadi kebiasaan di Jepang untuk membedakan antara pria dan wanita, tetapi pemikiran itu sudah ketinggalan zaman. Dan, media sosial itu sangat menakutkan, mengingat betapa cepatnya komentar dibagikan dan disebarkan secara online," katanya menurut TV Asahi.