JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendesak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mengerahkan segala upaya guna mewujudkan kesepakatan gencatan senjata sesegera mungkin antara Israel dan Palestina.
Ketika berbicara dalam Pertemuan Luar Biasa para Menlu OKI di Jeddah, Arab Saudi, Retno juga mendesak OKI agar mengirim pesan yang kuat dan memobilisasi dukungan internasional dalam mengatasi situasi konflik di Gaza yang memburuk.
“Mengingat Dewan Keamanan PBB tidak mampu menjalankan fungsinya, maka untuk mendapatkan dukungan internasional yang lebih kuat OKI harus mendesak Majelis Umum PBB untuk mengadakan emergency session,” kata Retno dilansir ANTARA, Rabu, 18 Oktober.
Indonesia meminta OKI untuk mendesak semua pihak yang relevan untuk menciptakan koridor kemanusiaan di Gaza, serta memastikan hukum kemanusiaan internasional dihormati.
Pasalnya, tindakan sepihak Israel yang memblokade akses listrik, air, dan bahan bakar minyak serta menghukum warga sipil, bertentangan dengan hukum internasional.
“Setiap detik sangat berarti bagi warga Palestina yang terancam hak-hak dasarnya. Upaya apapun yang mengarah kepada pengusiran penduduk di Gaza harus ditolak,” tutur Retno.
Selanjutnya, Indonesia meminta OKI untuk mendesak kelanjutan proses perdamaian Israel-Palestina, guna mencapai solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan untuk mengatasi akar konflik.
Retno menegaskan perdamaian abadi tidak akan tercapai tanpa terpenuhinya hak bangsa Palestina.
“Di akhir pernyataan, Indonesia mengingatkan kembali bahwa OKI didirikan untuk membebaskan bangsa Palestina. Sekarang waktunya bagi OKI untuk bertindak dan kita harus bertindak bersama-sama,” ujar dia.
“Indonesia tidak ingin melihat situasi Gaza sekarang ini digunakan oleh Israel dan negara-negara lain untuk menghilangkan isu Palestina dan hak-hak rakyat Palestina. Jangan biarkan Israel terus melanjutkan okupasinya di tanah Palestina,” tutur Retno menambahkan.
BACA JUGA:
Pertemuan OKI di Jeddah dinilai sangat penting untuk memperkokoh kesatuan posisi OKI dalam menangani situasi di Gaza yang semakin memprihatinkan dan diperburuk dengan serangan terbaru terhadap RS Al-Ahli Baptist pada Selasa (17/10).
Indonesia telah menyampaikan kecaman keras atas serangan Israel terhadap fasilitas sipil, termasuk yang menargetkan RS Baptist hingga menewaskan sedikitnya 500 korban.
Selain itu, dalam pertemuan OKI, Indonesia juga menyampaikan kecaman keras terhadap agresi terhadap warga sipil di Gaza dan seluruh wilayah pendudukan di Palestina.
“Permintaan Israel untuk mengosongkan 22 rumah sakit di Gaza adalah sebuah tindakan yang tidak manusiawi dan bertentangan dengan hukum humaniter internasional, dan harus diabaikan,” ujar Retno.