Bagikan:

JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri membantah tudingan melakukan pemerasan terkait kasus korupsi Kementerian Pertanian (Kementan) yang menjerat Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.

Awalnya, Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri yang mengaku mendapat pertanyaan dari awak media. Firli kemudian menegaskan ia tak pernah meminta ataupun menerima uang yang dituduhkan berjumlah Rp1 miliar dalam bentuk pecahan dolar Singapura.

“Saya pastikan itu tidak ada. Bawanya satu miliar dolar itu banyak, loh,” kata Firli kepada wartawan dalam konferensi pers di Gedung Merah KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis, 5 Oktober.

“Siapa yang mau ngasih uang 1 miliar dolar itu,” sambungnya.

Firli juga membantah adanya pertemuan antara dirinya dan Syahrul Yasin Limpo yang dibalut kegiatan olahraga bulu tangkis bersama di Kawasan Mangga Besar, Jakarta Pusat.

“Tempat itu terbuka. Jadi saya kira tidak akan pernah ada hal-hal orang bertemu dengan saya,” tegasnya.

Pensiunan Korps Bhayangkara itu kemudian menegaskan pimpinan komisi antirasuah bekerja sesuai aturan yang ada. Firli justru menduga ada pihak yang sengaja memanfaatkan namanya untuk menipu.

Sebab, kejadian ini kerap dialami oleh pimpinan maupun pegawai KPK. Bahkan, pihak yang tak bertanggung jawab itu kerap memakai foto untuk meyakinkan pihak lain.

“Saya enggak tahu siapa yang melakukan itu dengan meminta segala sesuatu,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, surat pemeriksaan bernomor B/10339/VIII/Res.3.3./2023/Ditreskrimsus yang isinya memanggil supir Syahrul, Heri terkait penyelidikan dugaan pemerasan oleh Pimpinan KPK beredar luas. Padahal, komisi antirasuah sedang mengusut dugaan korupsi di Kementerian Pertanian.

Syahrul juga sudah mendatangi Polda Metro Jaya pada Kamis, 5 Oktober. Selama tiga jam lebih, Ia mengaku ditanya soal penyelidikan dugaan pemerasan.

"Semua yang saya tahu sudah saya sampaikan dan secara terbuka saya sampaikan apa yang dibutuhkan penyidik, dihadapi oleh banyak banget tadi, dan prosesnya berlangsung cukup panjang hampir tiga jam. Saya capek banget, sementara saya baru pulang," kata Yasin Limpo di NasDem Tower, Jakarta, Kamis petang. 

Politikus Partai NasDem ini tak membeberkan secara rinci ikhwal pemerasan yang dimaksud. Ia hanya menyebutkan, polisi meminta keterangan darinya terkait dengan pengaduan masyatrakat pada 12 Agustus 2023 lalu.