JOMBANG - Warga mendatangi pabrik kayu di Desa Tunggorono, Kecamatan Jombang Kota, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, karena resah dengan limbah serbuk yang muncul dari aktivitas pabrik.
"Kondisi udara sudah sangat tidak pantas untuk dihirup, apalagi di luar rumah. Kami tidak tahan menghirup udara kotor akibat serbuk itu," kata Muklison, perwakilan warga, dikutip ANTARA, Rabu, 4 Oktober.
Dia mengatakan serbuk dari kayu tersebut mengotori genteng dan teras, bahkan hingga masuk ke dalam rumah warga. Setiap kali dibersihkan, serbuk muncul lagi.
Terlebih lagi, kondisi cuaca yang panas serta angin kencang, membuat debu semakin mengotori rumah warga dan lingkungan.
Selain mengganggu aktivitas warga, limbah itu juga menyebabkan polusi udara sehingga kesehatan warga terganggu. Beberapa tetangganya sudah mengeluhkan mengalami sesak napas hingga hingga gatal-gatal.
Dirinya dan warga lainnya berharap agar perusahaan menyelesaikan persoalan limbah yang dihasilkan dari aktivitas pabrik, sehingga tidak mencemari lingkungan.
Warga melakukan aksi damai di perusahaan tersebut. Mereka juga membawa berbagai macam atribut serta poster yang isinya tuntutan kepada perusahaan, di antaranya "Terus produksi jangan berhenti biar kami cepat mati", "Jangan korbankan kami" dan beberapa tulisan lainnya.
Warga mengaku limbah debu ini sudah terjadi sekitar tiga bulan yang diduga dari cerobong asap pabrik. Debu yang keluar cukup tebal sehingga mengganggu aktivitas warga.
"Debu mencemari lingkungan dan kami ingin agar itu diperbaiki. Kami tidak ingin hanya dijanjikan harus diperbaiki. Jika diabaikan, kami akan tutup pabrik ini," kata Muklison.
BACA JUGA:
Subaidi Muchtar, anggota DPRD Kabupaten Jombang yang juga di lokasi mengatakan sudah meminta kepada petugas keamanan agar menghubungkan pimpinan perusahaan.
Dia dengan forkopim kecamatan, serta dari dinas terkait meminta dialog. Namun, ia kecewa sebab dari perusahaan ternyata tidak terbuka.
"Kami dengan forkopimcam dengan dinas mau dialog, untuk mencari jalan keluar terbaik untuk warga dan perusahaan. Namun, perusahaan seperti ini, tidak mau dialog. Padahal, kami datang dengan iktikad baik, tidak boleh masuk," kata dia.
Pihaknya sudah menjadwalkan untuk pemanggilan kepada pimpinan perusahaan tersebut.
"Kami agendakan pemanggilan dalam waktu dekat," kata dia.