61 Hari Tak Diguyur Hujan, BMKG Tetapkan 5 Wilayah di Bali  Awas kekeringan
Ilustrasi hujan. (Pixabay)

Bagikan:

BALI - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) memetakan lima wilayah di Bali masuk status awas kekeringan. Kelima wilayah itu 61 hari berturut-turut tidak diguyur hujan.

"Sudah lebih dari 61 hari tidak ada turun hujan,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya di Denpasar, Bali, Senin 2 Oktober, disitat Antara.

Kelima wilayah di Bali yang masuk status awas kekeringan itu, yakni mayoritas di Kabupaten Buleleng meliputi Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Sawan, dan Kubutambahan. Sedangkan satu kecamatan berada di Kabupaten Karangasem yakni Kecamatan Kubu.

Adapun Kecamatan Kubu menjadi kecamatan di Bali yang jumlah hari tidak ada hujan paling lama yakni mencapai 90 hari.

Meski status awas kekeringan, BMKG memperkirakan kemungkinan masih dapat terjadi hujan. Namun, dengan curah hujan minim yakni kurang dari 20 milimeter per 10 hari.

Sedangkan tujuh wilayah di Bali masuk status siaga kekeringan, yakni Kecamatan Kintamani, Karangasem, Kuta, Kuta Utara, Kuta Selatan, Nusa Penida, dan Denpasar.

Adapun jumlah hari tanpa hujan mencapai minimal selama 31 hari dengan kemungkinan masih dapat terjadi hujan mencapai kurang dari 20 milimeter per 10 hari.

Sementara itu, ada lima wilayah yang masuk status waspada kekeringan, yakni Kecamatan Melaya di Kabupaten Jembrana dan sisanya di Kabupaten Buleleng, yakni Kecamatan Seririt, Busungbiu, Banjar dan Tejakula.

Untuk status waspada itu, jumlah hari tanpa hujan minimal mencapai 21 hari dengan peluang kemungkinan terjadi hujan kurang dari 20 milimeter per 10 hari.

Pihaknya meminta masyarakat mewaspadai status kekeringan itu, karena berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Sebelumnya, BBMKG Denpasar memperkirakan puncak musim kemarau di Bali terjadi pada Juli-Agustus 2023 yang dipengaruhi fenomena El Nino.

Berdasarkan analisis BMKG apabila mencapai angka lebih dari 1 merupakan intensitas moderat dan akan semakin kering. Kondisi El Nino diperkirakan mencapai 1,01 pada periode Juni, Juli, Agustus (JJA) 2023, kemudian meningkat lagi pada periode Juli, Agustus, dan September 2023 (JAS), serta Agustus September Oktober (ASO) mencapai 1,10.

Kemudian berangsur menurun hingga November, Desember, danJanuari (NDJ) mencapai 0,92.