Waspada Kekeringan di Jatim, Bali, NTB, dan NTT Bulan Depan
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan terjadi kekeringan di provinsi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) pada bulan September mendatang. 

"Ada potensi kekeringan meteorologis dengan level awas pada wilayah Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini BMKG, Miming Saepudin dalam rapat koordinasi Tim Intelijen Penanggulangan Bencana via webinar, Senin, 31 Agustus.

Sejumlah daerah tersebut, kata Miming, memiliki jumlah hari tanpa hujan (HTH) yang cukup panjang, dengan rentang waktu sekitar 30 hari hingga 60 hari. Ada juga daerah yang memiliki HTH lebih dari 60 hari.

Selain itu, prakiraan curah hujan pada bulan September dan Oktober di Jawa Timur, Bali, NTB, NTT akan berlangsung dengan intensitas rendah, dengan kategori 0 sampai 100 mm per hari.

Sementara, pada curah hujan intensitas tinggi ada di Sumatera bagian barat, Kalimantan Tengah bagian utara, sebagian barat Sulawesi, Maluku, Nauluku Utara, dan Papua bagian tengah.

"Lalu pada bulan September, daerah rawan kebakaran hutan dan lahan seperti di Sumatera dan Kalimantan diprediksi mengalami curah hukan dengan intensitas menengah," tuturnya.

Lebih lanjut, sekitar 85 persen wilayah di Indonesia masih masuk musim kemarau. Sementara, 15 persen wilayah telah masuk musim basah atau musim hujan.

Bulan September juga diprediksi menjadi awal periode perubahan cuaca ekstrem atau yang biasa disebut dengan musim pancaroba. Perubahan cuaca dapat berubah dengan skala harian dan mingguan.

"Pada awal peralihan musim ini, potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan dengan kilat atau petir perlu diwaspadai," ungkap Miming.