Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang saat ini berada pada rerata 20-50 kasus per 100.000 orang, menjadi turun hingga 10 kasus per 100.000 orang, serta nol kematian pada tahun 2030.

"Masalah DBD adalah masalah lama di Indonesia, sampai saat ini incidence rate DBD masih berputar di angka 20-50 kasus per 100.000 orang, sekarang kita minta target10 kasus per 100.000 orang," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu dalam acara peluncuran kampanye pencegahan DBD yang diikuti di Jakarta, Antara, Rabu, 27 September. 

Maxi mengatakan perhatian terhadap DBD menjadi penting, sebab Indonesia saat ini tengah dilanda perubahan iklim yang dapat meningkatkan potensi terjadinya penyakit musiman seperti DBD, malaria, dan sikka.

Pihaknya telah mengeluarkan Strategi Nasional (Stranas) Penanggulangan Dengue dan telah berhasil menekan angka Case Fatality Rate (CFR) kasus DBD di Indonesia hingga di bawah satu persen.

"Namun di beberapa daerah, CFR-nya masih di atas 50 persen. Itu menandakan bahwa kita harus bekerja lebih keras lagi dalam menanggulangi DBD," ujarnya.

Menurutnya, masyarakat secara bersama-sama perlu melakukan tindakan dalam menghadapi ancaman DBD, salah satunya dengan memberantas sarang nyamuk dengan melalui Gerakan 3M Plus.

Gerakan 3M  adalah Menguras dan Menutup tempat-tempat penampungan air, serta Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

Sedangkan Plus, sambungnya, adalah dengan melakukan vaksinasi DBD demi mencegah dampak penyakit yang lebih berbahaya.

"Vaksin cukup efektif. Selain itu juga ada izin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Silakan masyarakat gunakan itu," tambahnya.

Oleh karena itu Maxi mengimbau kepada masyarakat agar bersama-sama melakukan Gerakan 3M Plus, demi mencapai target kasus DBD 10 per 10.000 orang serta nol kematian pada tahun 2030.