MALANG - Satlantas Polres Malang menyatakan, pelaksanaan karnaval di Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, yang menyebabkan satu orang meninggal dunia belum mengantongi izin penutupan jalan.
Kasat Lantas Polres Malang AKP Agnis Juwita mengatakan, pelaksanaan karnaval yang diwarnai peristiwa kecelakaan lalu lintas, hanya melakukan pemberitahuan tentang sejumlah kegiatan dalam rangkaian peringatan hari besar nasional.
"Untuk ke Satlantas, tidak ada panitia yang menanyakan atau meminta rekomendasi (terkait penutupan jalan) saat perayaan karnaval," kata Agnis di Kabupaten Malang, Jawa Timur, dilansir dari Antara, Selasa, 26 September.
Agnis menjelaskan, dengan tidak adanya pemberitahuan dari panitia pelaksana kepada Satlantas Polres Malang pihaknya tidak memberikan rekomendasi kepada pihak penyelenggara karnaval dalam rangkaian peringatan hari besar nasional itu.
Menurutnya, rencana kegiatan hanya sebatas pemberitahuan rangkaian kegiatan peringatan hari besar nasional yang dilakukan oleh pemerintah desa ke Polsek setempat. Penutupan jalan itu dilakukan mulai dari Jalan Raya Banjarejo hingga Jalan Raya Kedungrejo, Kecamatan Pakis.
"Informasi yang kami dapat, ada pemberitahuan tentang kegiatan secara utuh yang akan dilakukan desa dalam rangka peringatan hari besar nasional. Namun, (untuk penutupan jalan) tidak ada izin dari Satlantas," katanya.
Dengan tidak adanya izin penutupan jalan yang kemudian berujung terjadinya kecelakaan yang menelan korban jiwa tersebut, Polres Malang juga melakukan pemeriksaan terhadap Kepala Desa Kedungrejo dan panitia penyelenggara.
Salah satu hal yang menjadi perhatian Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Malang untuk melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak tersebut, berkaitan dengan izin penutupan jalan dan penggunaan pelantang atau sound system kapasitas besar.
Pelaksanaan karnaval menggunakan pelantang besar, harus mengantongi izin dari Polres Malang, sesuai dengan Surat Edaran Pemerintah Kabupaten Malang tentang Penyelenggaraan Karnaval/Cek Sound dan Hiburan Keramaian.
Peristiwa kecelakaan pada saat pelaksanaan karnaval yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia, juga menyebabkan enam orang lainnya mengalami luka-luka. Dari enam orang yang mengalami luka-luka itu, dua di antaranya merupakan balita.
Peristiwa tersebut bermula pada saat kendaraan pikap bak terbuka yang dikemudikan U (63) warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis, melewati jalan menurun saat mengikuti rangkaian parade karnaval tersebut, pada Minggu (24/9) malam.
Pada saat di lokasi kejadian, kendaraan tersebut lepas kendali dan kemudian menabrak tujuh orang yang sedang berjalan kaki. Sehingga, terjadi peristiwa tabrak belakang pada para peserta yang berjalan kaki itu.
BACA JUGA:
Pengemudi berinisial U berusia 63 tahun telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan Pasal 310 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dengan ancaman hukuman penjara maksimal lima tahun.