Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengunggah foto sedang memegang secangkir kopi di akun Instagramnya, @dr_moeldoko, Sabtu, 6 Februari.

“Aku nambah kopi, ada yang semakin grogi,” demikian tulisan yang disematkan dalam foto tersebut.

Dari foto ini, Moeldoko memberikan keterangan, “Habis secangkir kopi, tak elok jika langsung pergi. Apalagi jika ada kawan yang baru bergabung, baiknya tambah secangkir lagi. Kalau kamu dengar ada yang melarang, agaknya kamu benar-benar butuh kopi. Konon kata ahli 'kopi bisa mencegah gangguan pendengaran'.”

Sebelumnya, pada Kamis, 4 Februari, Moeldoko juga mengunggah foto serupa. Moeldoko juga mengunggah foto dirinya sedang memegang cangkir kopi. Dia menyematkan kata, "Aku ngopi-ngopi, kenapa ada yang grogi?"

Di foto itu dia memberikan keterangan:

"Saat sekumpulan laki laki menikmati kopi, pembicaraan bisa melebar dari soal joke ringan, pekerjaan, sosial, seni, olahraga, bahkan politik.

Setelah habis secangkir, kita bisa kembali ke pekerjaan masing-masing dimana semua sepakat "no hard feeling".

Ngopi membuka wawasan kita. Kenapa untuk ngopi saja, harus pakai lapor atau minta ijin. Toh menurut sebuah artikel di @natgeoindonesia “Minum Kopi Bermanfaat Bagi Pendengaran” a.k.a bisa mencegah gangguan pendengaran"

Belakangan ini, nama Moeldoko ramai diperbincangkan di publik. Mantan Panglima TNI tersebut dituding akan mengambil alih kepemimpinan di Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Menanggapi isu ini, Moeldoko sudah menyatakan bahwa meski ia memang pernah bertemu dengan sejumlah kader dan bekas petinggi Demokrat namun ia tidak pernah berniat untuk melakukan kudeta di tubuh partai Demokrat.

"Saya ini orang luar, tidak punya hak apa-apa gitu loh, yang punya hak kan mereka di dalam. Apa urusannya? Tidak ada urusannya, 'wong' saya orang luar," kata Moeldoko.

Moeldoko mengaku juga menghormati pendiri partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 RI Soesilo Bambang Yudhoyono.

"Saya ini siapa sih? Saya ini apa? Biasa-biasa saja. Di Demokrat ada pak SBY, ada putranya mas AHY, apalagi kemarin dipilih secara aklamasi. Kenapa mesti takut ya? Kenapa mesti menanggapi seperti itu? Biasa-biasa saja begitu. Jadi dinamika dalam sebuah apa partai politik itu biasa," ungkap Moeldoko.