JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito meminta pemerintah daerah belajar soal penanganan COVID-19 dari Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) dan Riau.
Kata Wiku, dua provinsi ini memiliki zona risiko kuning atau kabupaten/kota dengan risiko penularan COVID-19 rendah yang mendominasi dari zona risiko lainnya.
"Ada pembelajaran yang dapat diambil dari dua provinsi yang zonasi risikonya didominasi zona kuning. Dua provinsi tersebut adalah Kalbar dan Riau," kata Wiku dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Kamis, 5 Februari.
Kalimantan Barat, kata Wiku, memiliki total 10 kabupaten/kota zona kuning atau 71 persen dari total kabupaten/kotanya. Zona oranye sebanyak 4 kabupaten/kota.
"Berdasarkan informasi Dinas Kesehatan Kalbar, upaya khusus adalah penjagaan di semua titik masuk pontianak dengan koordinasi intensif antara Satgas dan Dinkes, baik di bandara atau pelabuhan," ujar Wiku.
BACA JUGA:
Kemudian, Unit Pelatihan Kesehatan Kalimantan Barat juga menyiapkan swab PCR dan fasilitas karantina mandiri. Unit ini fokus pada penjagaan kesehatan dan asupan gizi yang baik.
Sementara, Provinsi Riau memiliki 8 kabupaten/kota zona kuning atau 67 persen dari total kabupaten/kotanya.
Hasil koordinasi dengan Dinkes Riau, upaya penanganan yang dilakukan pada penguatan pelacakan kasus dan penelusuran kontak erat, tidak hanya dilakukan pada keluarga, tetapi juga pada orang-orang yang berinteraksi dalam aktivitas selama 10-14 hari ke belakang.
"Meskipun kapasitas testingnya masih rendah, namun upaya dialihkan menjadi edukasi masif untuk isolasi mandiri selama 14 hari pada kontak erat," tutur dia.
Selain itu, protokol kesehatan ditegakkan lebih serius dengan dibentuknya peraturan daerah tingkat provinsi sebagai payung hukum bagi dua provinsi tersebut untuk menegakkan protokol kesehatan dengan ketat.
"Kami harap apa yang dilakukan oleh kedua provinsi ini dapat menjadi contoh dan motivasi bagi provinsi lainnya, agar meningkatkan penanganan semaksimal mungkin. Berlomba-lomba lah untuk menekan penularan sehingga zonasi risikonya dapat berpindah menjadi zona kuning dan hijau," demikian Wiku.