2 Petinggi PT SMA Terdakwa Suap CCTV Bandung Smart City Divonis 2 Tahun Penjara
Direktur PT SMA Benny (kiri) dan Manajer PT SMA Andreas Guntoro (kanan) di PN Bandung, Senin (11/9/2023). ANTARA/Rubby Jovan

Bagikan:

BANDUNG - Hakim menjatuhkan vonis 2 tahun penjara terhadap Direktur PT Sarana Mitra Adiguna (SMA) Benny dan Manajer PT SMA Andreas Guntoro terdakwa kasus suap pengadaan CCTV Bandung Smart City.

"Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa I dan Terdakwa II masing-masing dengan pidana penjara selama 2 tahun dan denda Rp100 juta subsider 3 bulan," kata Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Bandung yang Diketuai Hera Kartiningsih, Senin 11 September, disitat Antara.

Hera menegaskan dua terdakwa tersebut terbukti secara sah melakukan suap dalam kasus proyek CCTV di Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung.

Hera menjelaskan, kedua terdakwa terbukti memberikan suap kepada sejumlah pejabat di Kota Bandung, termasuk juga Wali Kota nonaktif Yana Mulyana, Kadishub Kota Bandung Dadang Darmawan, dan Sekdishub Kota Bandung Khairur Rijal senilai Rp585 juta agar PT SMA mendapatkan proyek pengerjaan pengadaan CCTV di Kota Bandung.

"Mengadili, satu menyatakan terdakwa satu Benny dan terdakwa dua Andreas Guntoro terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi," kata dia.

Terdakwa Benny dan Andreas dinyatakan bersalah dengan dakwaan alternatif pertama, yakni Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP.

Majelis hakim mempersilakan kepada dua terdakwa untuk melakukan proses banding kepada pengadilan tinggi apabila vonis tersebut dinilai terlalu berat.

"Saudara bisa menerima atas putusan ini atau saudara keberatan atau saudara bisa pikir-pikir dalam waktu 7 hari. Kalau saudara keberatan, bisa mengajukan upaya hukum banding ke pengadilan tinggi," kata Hera.

Putusan yang diberikan oleh majelis hakim terhadap dua terdakwa itu lebih rendah daripada tuntutan jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yakni hukuman selama 2,5 tahun penjara.

Sementara itu, jaksa penuntut umum (JPU) KPK Tito Jaelani mengatakan bahwa pihaknya akan melaporkan terlebih dahulu kepada pimpinannya atas vonis tersebut.

"Terkait dengan putusan tadi memang ada perbedaan dengan tuntutan, itu menjadi hal kami untuk melaporkan kepada pimpinan, nanti apakah diambil tindakan diterima putusannya atau kami ajukan banding," kata Tito.

Vonis hukuman terhadap Benny dan Andreas ini lebih tinggi daripada terdakwa lain Direktur PT CIFO Sonny Setiadi dalam kasus suap terkait dengan pengadaan jaringan internet yang divonis 1 tahun dan 6 bulan penjara dan denda Rp100 juta subsider 3 bulan penjara.