JAKARTA - Jalan layang atau flyover tapal kuda di Lenteng Agung dan Tanjung Barat, Jakarta Selatan sudah diuji coba sejak Minggu, 31 Januari hingga Selasa, 2 Februari 2021.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo mengaku adanya pemotor yang melawan arus demi bisa melewati flyover tersebut.
Pengendara dari arah Pasar Minggu yang akan memutar balik menaiki flyover Lenteng Agung tak bisa mengakses jalan Joe. Sebab, begitu keluar dari flyover, maka langsung diarahkan lurus ke sisi kanan pecahan jalan Lenteng Agung Raya.
Sementara untuk bisa masuk ke Jalan Joe, pengendara harus mengambil jalur sisi kiri pecahan Jalan Lenteng Agung Raya. Akibatnya, banyak pengendara yang memilih untuk melawan arah agar bisa masuk ke Jalan Joe.
Terhadap pemotor yang lawan arus, Syafrin mengaku hal ini akan menjadi salah satu evaluasi uji coba yang perlu diperbaiki.
"Ini tentu menjadi salah satu evaluasi kami bahwa tidak ada lagi pergerakan kendaraan melawan arus," kata Syafrin di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis, 4 Februari.
Syafrin menyebut, solusi yang akan dilakukan Pemprov DKI untuk mencegah terjadinya pemotor yang melawan arus adalah dengan menambah rambu lalu lintas. Rambu tersebut akan mengisyaratkan larangan melawan arus terhadap kendaraan bermotor yang hendak menaiki flyover.
"Evaluasi kami tetap akan diperlukan rambu tambahan. Sehingga, masyarakat kita harapkan memahami bahwa begitu ada rambu tambahan, otomatis tidak diperbolehkan (melawan arus)," ungkap Syafrin.
Namun, jika masih ada pemotor yang melawan arus ketika rambu telah dipasang, Dishub DKI akan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk melakukan pengawasan dan penidakan.
"Begitu ada pelanggaran, upaya kami adalah melengkapi fasilitas pendukung di lokasi tersebut. Jika sudah ditambahkan fasilitas pendukung seperti rambu larangan tetap ada pelanggaran, maka kami bersama Polda Metro Jaya akan melakukan penegakkan hukum," ucap dia.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, flyover Lenteng Agung memiliki panjang 430 meter di sisi barat dan 450 meter di sisi temur dengan lebar 6,5 meter. Sedangkan flyover Tanjung Barat sisi barat mencapai 540 meter dan sisi timur 590 meter.
Pembangunan flyover Lenteng Agung dan Tanjung Barat ini bertujuan untuk mengurai kemacetan lalu lintas, menghapus perlintasan sebidang kereta api, meminimalisir kecelakaan lalu lintas dengan kereta api dan mengamankan perjalanan kereta api.
Kedua flyover itu dirancang menarik dengan mengambil bentuk seperti tapal kuda yang saling membelakangi. royek dua fly over ini dimulai sejak Oktober 2019 dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2020. Total nilai proyek fly over Tanjung Barat sekitar Rp163 miliar dan fly over Lenteng Agung Rp143 miliar.