Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPP PKB Cucun Syamsurijal merespons pernyataan Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid yang menyebut ada banyak sekali kiai Nahdlatul Ulama (NU) yang bersimpati kepada Prabowo Subianto usai menggelar pertemuan tertutup di Kertanegara, Jakarta. 

Cucun mengimbau agar putri mendiang Presiden ke-5 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu tidak asal klaim. Sebab klaim tersebut bisa menimbulkan perpecahan di internal NU.  

"Jangan sampai kita perang klaim-klaiman seperti itu. Bahwa di internal kita ini bagaimana teman-teman selama ini saling komunikasi, silaturahmi dengan dengan para kiai, nanti akan menentukannya," ujar Cucun di kantor DPP PKB, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis, 7 September. 

Ketua Fraksi PKB DPR itu menegaskan, saat ini figur NU yang ikut dalam kontestasi Pilpres 2024 adalah Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Sehingga, dia meyakini, aspirasi warga Nahdliyin akan dititipkan kepada kontestan bukan yang menjadi pendukung saja. 

"Begini, akan dipisah mana yang betul-betul bisa menjadi harapan di internal kami, para kiai, kaum santri, pesantren, semua, dititipkan kepada siapa, apakah hanya dititipkan hanya kepada seorang yang hanya sebagai pendukung, atau dititipkan kepada orang yang benar-benar nanti akan menjadi figur, menjadi pemimpinnya," jelas Cucun. 

"Yang ikut kontestannya kan Gus Muhaimin, kalau misalkan nanti ada lagi, misalkan siapa, ya ikut kontestasi pasti publik NU atau kaum Nahdliyin akan melihat siapa yang akan mendekati," tambahnya. 

Sebelumnya, Yenny Wahid menyebut ada banyak sekali kiai Nahdlatul Ulama (NU) yang bersimpati kepada Prabowo Subianto usai menggelar pertemuan tertutup di Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu, 6 September. 

"Banyak sekali kiai-kiai NU yang punya simpati besar terhadap Pak Prabowo," kata Yenny.   

Terkait arah dukungannya capres cawapres, Yenny mengakui, dirinya kemungkinan besar akan mendukung Prabowo. Yenny bilang, Prabowo berada di urutan teratas dalam daftar kandidat capres Pilpres 2024 yang hendak dia dukung. 

Namun, Yenny belum membuat keputusan final karena belum melakukan pertimbangan spiritual. Dia mengungkapkan, dari sisi perimbangan rasional memang pilihannya jatuh kepada Prabowo karena Menteri Pertahanan itu punya visi yang luar biasa terkait Indonesia ke depan.

"Bagi kami, Pak Prabowo ini top list, jadi prioritas paling utama (untuk didukung) karena ada kesamaan-kesamaan visi. Jadi, secara rasional mungkin kita sudah bisa punya kesamaan-kesamaan. Tinggal menapaki mekanisme spiritual dulu," kata Direktur Wahid Institute itu.