Bagikan:

JAKARTA - Pembuatan video aksi teguran terhadap pemotor lawan arus lalu lintas di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, ditentang oleh banyak pengendara motor. Meski para konten kreator itu melakukan kegiatan positif, namun warga menilai tindakan itu kurang tepat dilakukan.

Terlebih, para pelawan arus lalu lintas kebanyakan kendaraan roda dua yang terburu-buru dikejar waktu. Bahkan, banyak pula jasa ojek online (ojol) dan ojek pangkalan (opang) serta pengendara lainnya yang melawan arus.

"Kalaupun mereka mau adil secara penegakan aturan, jangan cuma ojol doang yang jadi sasaran. Bikin konten larang aparat melintas di jalur busway, itu saran yang paling bener, memberikan edukasi ke masyarakat," kata salah satu pengemudi ojek online (ojol) Jakarta, Hardian Iyang kepada VOI, Kamis, 7 September.

Dia pun menantang agar para pembuat konten sosial itu melakukan shooting di jalur TransJakarta untuk menegur kendaraan aparat yang selalu masuk jalur yang bukan semestinya.

"Polisi yang pakai sirine tidak jelas juga banyak di jalanan, yang masuk ke jalur busway bukan pada tempatnya. Coba itu sesekali mereka kontenin, berani gak?," tantangnya.

Menurut Hardian, pengendara ojol hanya mencari nafkah di jalan sehingga mungkin memilih waktu singkat dalam memberikan jasa. Begitupun sama dengan pembuat konten (YouTuber) yang juga mencari uang dari media sosial.

"Betul, itu maksudnya (jangan sasaran ke ojol yang cari nafkah). Jangan cuma sama yang cere doang beraninya. Giliran lawan yang keras enggak berani," tambahnya.

Menurut para ojol, tindakan para konten kreator bukan hanya sekadar edukasi, namun mereka juga mencari profit di jalan dengan membuat konten media sosial.

Iyank merasa profesi ojol