JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sekaligus Anggota Tim 8 Teuku Riefky Harsya membuka cerita lawas soal niat kuat capres pilihan Nasdem, Anies Baswedan untuk menggandeng Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapres.
Hal ini disampaikan Teuku Riefky merespons keputusan sepihak NasDem yang menduetkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai Capres-Cawapres.
Kala itu Koalisi Perubahan untuk Perbaikan (KPP) sudah terbentuk, diisi oleh Partai Demokrat, NasDem, dan PKS. Terdapat piagan koalisi berisi enam butir kesepakatan dan ditandatangani oleh masing-masing ketua umum parpol.
Kesepakatan pertama soal nama yaitu Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Kesepakatan kedua, mengusung Anies Baswedan sebagai Capres dan ketiga, Capres diberikan mandat untuk menentukan Cawapresnya dengan kriteria yang telah ditentukan.
Selanjutnya kesepakatan keempat, dalam waktu yang tidak terlalu lama, pasangan Capres-Cawapres dideklarasikan. Kelima, Capres diberi keleluasaan untuk memperluas dukungan politik dan terakhir untuk menyelenggarakan keputusan KPP, dibentuk sekretariat.
Piagam koalisi ini, sambung Teuku Riefky, dilandasi oleh asas keadilan dan kesetaraan.
Lumrah dalam koalisi politik, sejumlah partai lain mulai merapat dan membuka komunikasi. Teuku Riefky mengingat, pada pertemuan dengan salah satu parpol yang
mengundang perhatian publik.
Pada 12 Juni 2023, Anies Baswedan menyampaikan kepada AHY bahwa dirinya diberi pesan oleh orang-orang penting untuk berpasangan maju di Pemilu 2024.
"Capres Anies menghubungi pada 12 Juni 2023 dan mengatakan kepada Ketum AHY, 'Saya ditelepon beberapa kali oleh Ibu saya dan guru spiritual saya, agar segera berpasangan dengan Capres-Cawapres Anies-AHY,'" kata Teuku Riefky mengutip pernyatan Anies.
Sesuai dengan mandat yang telah diberikan oleh ketiga Ketua Umum Partai Politik masing-masing Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono untuk menentukan siapa calon wakil presiden yang dipilihnya, maka pada 14 Juni 2023, Capres Anies memutuskan untuk memilih Ketum AHY sebagai cawapresnya.
"Nama Ketum AHY ini telah disampaikan kepada para Ketua Umum Parpol dan majelis
tertinggi masing-masing partai....Ketiga pimpinan parpol menerima putusan tersebut dan tidak ada penolakan," terang dia.
Anies juga memberikan respons dengan menyampaikan alasan kenapa memilih AHY yang
memenuhi seluruh syarat dan kriteria yang ditentukan dalam Piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
BACA JUGA:
"Capres Anies menilai Ketum AHY juga memiliki keberanian dan bersedia menempuh
risiko untuk menjadi pendampingnya meskipun partainya sendiri terancam diambilalih
oleh KSP Moeldoko melalui PK di Mahkamah Agung. Anies melihat syarat keberanian itu
sebagai syarat ke-0, yang tidak dimiliki oleh kandidat Cawapres lainnya. Pernyataan soal syarat ke-0 ini juga telah disampaikan kepada publik," tegas Riefky Harsya.