Ketum Hanura Bantah Ada Arahan dari Jokowi Untuk Temui Megawati
Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (Oso) (Nailin/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (Oso) membantah ada arahan khusus dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menemui Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terkait dukungan ke bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo.

Pasalnya, Oso baru berkunjung secara resmi ke kantor DPP PDIP terkait kerjasama menuju Pilpres 2024. Padahal, Hanura merupakan partai politik pertama yang mendukung pencapresan Ganjar sejak ditetapkan Megawati pada 21 April lalu.

"Terus terang aja, tidak ada pengarahan pak Jokowi kepada saya, dan saya tidak mendengar juga pak Jokowi memfokuskan kepada seseorang. Karena dia bilang, dia konsisten persis kaya saya," ujar Oso kepada wartawan di Jakarta, Senin, 28 Agustus.

Menurutnya, tidak ada yang salah terkait pertemuan dirinya dengan Jokowi. "Kalau saya ketemu pak Jokowi salahnya dimana coba? Kalau saya diundang Hasto untuk ketemu ibu Mega salahnya dimana?," tanya Oso.

"Saya pikir ketemu pak Jokowi biasa aja kok, saya juga berteman sama pak Jokowi dan dia presiden, saya rakyatnya. Lantas dengan PDIP saya pendukung pertama setelah bu Mega menyatakan capres kepada Ganjar Pranowo, saya yang pertama," tambahnya.

Oso lantas menjelaskan alasan dirinya baru menemui Ketum PDIP usai bertemu Jokowi di Medan pada Minggu lalu. Dia bilang, silaturahmi Hanura dan PDIP baru terlaksana lantaran terkendala waktu.

"Loh, sekarang saya baru ada waktu, sah-sah saja kan?," jelasnya.

"Saya enggak harus ketemu, karena saya sudah menyatakan dukungan kepada Ganjar lantas saya ditelpon Hasto minta waktu untuk ketemu dengan ibu Mega dan PDIP, saya senang sekali untuk menyatukan pandangan-pandangan," tambah Oso.

Oso menegaskan, Partai Hanura tetap konsisten mendukung Ganjar sejak pertama kali menyatakan dukungan. Meskipun kata dia, memang baru hari dirinya dan jajaran datang ke markas PDIP.

"Yang mengaburkan tentang dukungan saya kepada PDIP kepada Ganjar itu enggak bener, yang bener adalah saya konsisten. Sebab keputusan itu bukan keputusan saya tapi keputusan organisasi yang melibatkan seluruh DPD se Indonesia melalui zoom sehingga timbullah satu kesepakatan secara spontan mendukung Ganjar untuk menjadi presiden," kata Oso.